Para pengunjung akan diminta untuk membawa dokumentasi yang menunjukkan bahwa mereka telah dites negatif virus corona sebelum meninggalkan negara mereka, dan perlu diuji ulang ketika mereka tiba di Jepang.
Jepang juga berhati-hati dalam menerima pengunjung dari Korea Selatan karena meningkatnya kasus Covid-19 di negara itu.
Baca juga: Jepang Sudah Mulai New Normal, seperti Apa Praktiknya?
Korea Selatan
Korea Selatan telah melaporkan 27 kasus baru infeksi virus corona, termasuk 21 dari daerah metropolitan Seoul yang padat penduduknya.
Dengan adanya kasus baru ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan pada Minggu (31/5/2020) melaporkan total kasus nasional virus corona mencapai 11.468 kasus dengan 270 kematian.
Korea selama ini mencoba menekan penyebaran dengan pelacakan dan penelusuran yang agresif.
Sementara itu, kasus-kasus di daerah ibu kota yang lebih besar telah meningkat tajam lagi sejak Mei di tengah meningkatnya aktivitas publik.
Hal ini memunculkan kekhawatiran ketika jutaan siswa mulai kembali ke sekolah.
China
China sempat mengalami penurunan kasus sangat signifikan dalam beberapa hari ini.
Pada Sabtu (30/5/2020), data dari otoritas kesehatan China mencatat, ada dua kasus baru virus corona di China.
Komisi Kesehatan Nasional (NHC) menyebutkan, kedua kasus itu berasal dari Provinsi Shandong di China. NHC juga mengonfirmasi tiga kasus tanpa gejala baru.
Sejauh ini, jumlah kasus yang dikonfirmasi pada 30 Mei 2020 mencapai 83.001 kasus.
Baca juga: Update Virus Corona Dunia 29 Mei: 5,9 Juta Orang Terinfeksi | Trump Kembali Salahkan China
Uni Eropa meminta Washington untuk mempertimbangkan kembali keputusannya memotong dana untuk WHO terkait penanganan wabah virus corona.
"Sekarang adalah saatnya untuk meningkatkan kerja sama dan solusi bersama. Tindakan yang melemahkan hasil internasional harus dihindari," ujar Uni Eropa dalam sebuah pernyataan.
Trump awalnya menangguhkan dana ke WHO pada April 2020. Ia menuduh WHO tidak melakukan tindakan yang cukup untuk membatasi penyebaran awal virus dan bersikap terlalu lunak terhadap China.
Pada Jumat (29/5/2020), Trump membuat keputusan itu secara permanen. Hal ini dinilai menjadi pukulan besar bagi keuangan WHO karena AS sejauh ini merupakan kontributor terbesarnya, memasok 400 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,861 triliun pada 2019 lalu.
Baca juga: AS Catatkan 1,5 Juta Kasus Virus Corona, Trump: Itu Kehormatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.