Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Tradisi yang Berubah Saat Lebaran 2020 karena Pandemi Covid-19

Kompas.com - 25/05/2020, 08:47 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Hari Raya Idul Fitri di Indonesia diperkirakan akan jatuh pada tanggal 24 Mei 2020.

Situasi pandemi Covid-19 yang masih melanda seluruh negeri tentunya mengubah kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan oleh umat Islam saat merayakan Idul Fitri.

Demi menekan laju penyebaran virus corona penyebab Covid-19 masyarakat dihimbau untuk membatasi pergerakannya.

Ada kekhawatiran, jika Lebaran berjalan seperti tradisi selama ini, mudik, shalat Idul Fitri yang ramai oleh jemaah, dan saling berkunjung atau berkumpul akan berpotensi meningkatkan penyebaran virus corona.

Berikut adalah kegiatan-kegiatan Lebaran yang harus disesuaikan demi mencegah virus corona semakin menyebar:

Baca juga: Cara Menyimpan Kue Kering Lebaran Agar Tidak Lapuk dan Tetap Enak

1. Shalat Idul Fitri di rumah

Majelis Ulama Indonesia ( MUI) mengeluarkan Fatwa Nomor 28 Tahun 2020 terkait panduan kaifiat (tata cara) takbir dan shalat Idul Fitri di tengah pandemi virus corona.

Shalat Idul Fitri yang dilaksanakan di rumah dapat dilakukan secara berjemaah dan dapat dilakukan sendiri. Jika dilakukan berjemaah, maka jumlah jemaah yang shalat minimal 4 orang, satu orang imam dan tiga orang makmum.

"Shalat Idul Fitri boleh dilaksanakan di rumah dengan berjemaah bersama anggota keluarga atau secara sendiri (munfarid)," demikian bunyi salah satu bagian fatwa MUI seperti diberitakan Kompas.com.

Baca juga: Ide Hantaran Lebaran Hasil Masak Sendiri

2. Silaturahmi secara online

Silaturahim memang tidak hanya dilakukan saat hari raya Idul Fitri.

Namun, momen Idul Fitri terasa spesial karena kita dipertemukan dengan keluarga dan sanak saudara yang tinggal berjauhan.

Momen ini juga dipakai untuk saling meminta maaf dan juga memaafkan atas kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat sebelumnya.

Sebagai langkah pencegahan agar virus corona tidak semakin menyebar, maka masyarakat diharapkan untuk mengurangi interaksi sosial secara langsung, termasuk mudik dan bermaaf-maafan secara langsung.

Baca juga: Tidak Mudik, Akankah Pengaruhi Kesehatan Jiwa?

"Kalau kita tetap melakukan hal itu maka bisa-bisa maksud baik kita akan berujung dengan duka karena kita dan saudara atau teman kita yang tadinya sehat bisa menjadi sakit karena tertular oleh virus corona," kata Sekjen MUI Anwar Abbas saat dihubungi Kompas.com (19/5/2020).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com