KOMPAS.com – Masyarakat dihebohkan dengan suara dentuman yang terdengar di wilayah Bandung, Jawa Barat baru-baru ini.
Mereka banyak menanyakan hal tersebut di media sosial Twitter.
Pembicaraan tentang “Dentuman” bahkan sempat menjadi trending pada Kamis (21/5/2020).
“Video dentuman paling jelas mrinding juga ei. Tadinya sempet mikir kek suara mercon bambu. seyemm Vid by ig @.adtyfz upload ulang oleh @.infobandungkota,” tulis salah seorang netizen.
Baca juga: [POPULER TREN] Viral Suara Dentuman di Bandung | Rapid Test di Bandara Bayar Rp 550.000
Video dentuman paling jelas mrinding juga ei. Tadinya sempet mikir kek suara mercon bambu???? seyemm
Vid by ig @.adtyfz upload ulang oleh @.infobandungkotapic.twitter.com/NeG8XdPvbD
— budak micin???? (@kerapais) May 21, 2020
Baca juga: Soal Suara Dentuman di Jateng, Berikut Analisis Lapan...
Terkait suara dentuman tersebut berikut penjelasan lengkap dari Lapan, PVMBG, dan BMKG.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan belum mendapatkan informasi resmi terkait adanya suara dentuman yang disebut terdengar di Bandung tersebut.
Ia mengatakan sangat mungkin suara dentuman yang terdengar berasal dari lokasi yang berbeda-beda.
“Sangat mungkin itu suara lokal yang berbeda-beda, tetapi dianggap saling terkait. Jadi seolah suara dentuman yang didengar di wilayah yang luas,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/5/2020).
Menurutnya media sosial memiliki peran dalam menyebarkan informasi tersebut dan membesar-besarkannya.
“Tidak ada penjelasan ilmiah soal suara dentuman, karena infonya tidak jelas. Kita tidak (akan menyelidiki soal suara itu), karena tidak ada sumber suara dari antariksa," katanya lagi.
Baca juga: Lapan Sebut Suara Dentuman Bukan dari Letusan Gunung Anak Krakatau
Sementara itu, Kepala Bidang Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan sumber suara dentuman yang terdengar di wilayah Bandung itu bukanlah berasal dari aktivitas vulkanik.
"Kalau dari pos-pos gunung api di sekitar Kota Bandung tidak ada laporan erupsi, jadi sumber dentuman bukan berasal dari dentuman erupsi gunung api," kata dia sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Kamis (21/5/2020).
Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Kasbani.
“Tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik di sekitar kota Bandung. Gunung Tangkuban Parahu status masih normal. Jadi fenomena dentuman tersebut tidak terkait dengan aktivititas gunung api,” terangnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/5/2020).
Ia juga mengatakan dentuman juga tidak terkait dengan adanya aktivitas Anak Krakatau.
"Betul (tidak terkait Anak Krakatau)," ujar dia.
Saat ditanya apakah suara dentuman kemungkinan saling terkait dengan yang sempat terjadi sebelumnya di wilayah Jabodetabek dan Solo, pihaknya menegaskan, dentuman tidak terkait dengan aktivitas gunung berapi.
“Sudah saya jelaskan tadi, dentuman dimaksud tidak terkait dengan aktivitas gunung api,” kata dia.
Baca juga: Sejarah Gunung Anak Krakatau dan Letusan Terdahsyat 1833 yang Menewaskan 36.417 Orang...
Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengakui banyak laporan warga Bandung mengenai suara dentuman tersebut.
Adapun suara terdengar pada Kamis, 21 Mei 2020 antara pukul 08.30-09.30 WIB. Meski demikian, monitoring BMKG menunjukkan tidak ada aktivitas terkait gempa bumi.
“Hasil monitoring BMKG tidak ada aktivitas gempa bumi signifikan yang terjadi di Bandung dan sekitarnya sejak pukul 00.00 hingga 10.00 WIB,” ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/5/2020).
Lebih lanjut ia juga menjelaskan, cuaca di Bandung pada Kamis (21/5/2020) kemarin sampai dengan pukul 10.00 WIB cerah berawan, tidak turun hujan. Selain itu juga tidak ada petir di Bandung.
“Sehingga berdasarkan data tersebut, suara dentuman tidak bersumber dari peristiwa gempa bumi, petir, atau cuaca di Bandung dan sekitarnya,” kata dia.
BMKG mengatakan sedang melakukan kajian terkait suara tersebut dan saat ini belum menemukan titik terang.
Baca juga: BMKG: Gempa Sukabumi dan Yogyakarta Tidak Saling Terkait
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.