Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Topan Amphan Terjang India dan Banglades, 2 Warga Tewas dan 5.500 Rumah Rusak

Kompas.com - 20/05/2020, 21:20 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sebelum topan menghantam semakin keras dan luas, Direktur Jenderal Nasional Penanggulangan bencana (NDRF) SN Pradhan menyebut wilayah Odhisa dan Benggala Barat telah mengevakuasi sebagian penduduk.

Pradhan juga mengatakan, gelombang badai setinggi 4-6 meter dari laut bisa memasuki area daratan.

Tim dari NDRF terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk menangani badai yang terjadi. Setidaknya, sebanyyak 41 tim dikerahkan di wilayah Odhisa dan Benggala Barat.

Selain Amphan, topan dahsyat yang pernah menerjang kawasan teluk itu terjadi pada tahun 1999 dan menewaskan sekitar 10.000 jiwa.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Topan Dahsyat Banglades Tewaskan 138.000 Jiwa

Diperkirakan hingga Kamis

Dikutip dari Livemint, data badan cuaca setempat menyebutkan badai itu akan menjadi badai siklon parah pada pukul 11 malam pada hari Rabu, badai siklon pada pukul 05.30 pagi dan pukul 11.30 pagi pada hari Kamis.

Departemen Meteorologi India (IMD) mengatakan bahwa proses pendaratan Amphan dimulai di Sundarbans di Bengal Barat pada sore hari Rabu dan diperkirakan akan berlanjut hingga malam hari.

"Super Cyclone 'Amphan' saat ini melintasi pantai Bengal Barat antara Digha dan Hatiya dekat dengan Sunderbans. Setengah dari mata Super Cyclone 'Amphan' telah memasuki daratan dan seluruh mata akan melewati daratan dalam satu jam," cuaca agensi yang tercantum dalam buletin pukul 5.30 sore," ujar Direktur Jenderal IMD Mrutyunjay Mohapatra.

"Setelah melintasi wilayah pesisir Bengal Barat dan Bangladesh, Siklon diperkirakan akan mencapai Kolkata pada malam ini," kata Mohapatra lagi. 

Gelombang badai selama pendaratan di Benggala Barat diperkirakan empat sampai lima meter di atas gelombang astronomi. Lonjakan ini diperkirakan akan menggenangi daerah dataran rendah di 24 Parganas Selatan dan Utara dan bagian dari kabupaten Medinipur Timur.

"Gelombang pasang surut bisa mencapai 10-15 km ke dalam dari pantai, melalui sistem sungai," kata Mohapatra. 

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Topan Nina Tewaskan 1.036 Jiwa

Sejumlah pohon tumbang

Dilaporkan kondisi cuaca akibat topan ini mengakibatkan sejumlah pohon tumbang, komunikasi dan tiang transmisi daya, pembengkokan saluran telepon dan kerusakan luas pada kutcha dan bahkan rumah-rumah pucca dan tanaman dan perkebunan. 

NDRF telah menempatkan lebih dari 41 tim untuk melakukan evakuasi dan bantuan menurut Direktur Jenderal SN Pradhan pada hari Selasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siswi SMK di Bandung Dirundung 3 Tahun, Depresi, dan Meninggal Dunia

Siswi SMK di Bandung Dirundung 3 Tahun, Depresi, dan Meninggal Dunia

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 12-13 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 12-13 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Ormas Keagamaan yang Tolak Izin Tambang | Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

[POPULER TREN] Ormas Keagamaan yang Tolak Izin Tambang | Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Tren
Update Kasus Bos Rental Tewas di Pati: Polisi Tetapkan 4 Orang Tersangka, Korban Diketahui Pernah Lapor Polisi Februari 2024

Update Kasus Bos Rental Tewas di Pati: Polisi Tetapkan 4 Orang Tersangka, Korban Diketahui Pernah Lapor Polisi Februari 2024

Tren
Alasan Pisang Berubah Warna Menjadi Cokelat jika Disimpan Terlalu Lama

Alasan Pisang Berubah Warna Menjadi Cokelat jika Disimpan Terlalu Lama

Tren
Video Cahaya Terang Melintasi Langit Sumatera Selatan, Benarkah Meteor Jatuh?

Video Cahaya Terang Melintasi Langit Sumatera Selatan, Benarkah Meteor Jatuh?

Tren
Komnas Perempuan Kritik Budi Arie Usai Sebut Perempuan Lebih Kejam dari Laki-laki

Komnas Perempuan Kritik Budi Arie Usai Sebut Perempuan Lebih Kejam dari Laki-laki

Tren
Ramai soal Grup Facebook Jual-Beli Kendaraan 'STNK Only' di Pati, Ini Kata Kapolres Pati

Ramai soal Grup Facebook Jual-Beli Kendaraan "STNK Only" di Pati, Ini Kata Kapolres Pati

Tren
2 Menteri Jokowi Buka Suara soal Polwan Bakar Suami karena Judi Online

2 Menteri Jokowi Buka Suara soal Polwan Bakar Suami karena Judi Online

Tren
Berapa Gaji dan Tunjangan Briptu RDW yang Meninggal Dibakar Istri karena Judi Online?

Berapa Gaji dan Tunjangan Briptu RDW yang Meninggal Dibakar Istri karena Judi Online?

Tren
Data Pegawainya Disebut Bocor dan Beredar di 'Dark Web', Ini Penjelasan Kemenko Perekonomian

Data Pegawainya Disebut Bocor dan Beredar di "Dark Web", Ini Penjelasan Kemenko Perekonomian

Tren
4 Fakta Oknum Anggota Polres Yalimo Bawa Kabur Senjata, 4 AK China Raib

4 Fakta Oknum Anggota Polres Yalimo Bawa Kabur Senjata, 4 AK China Raib

Tren
Kronologi Pesawat Wakil Presiden Malawi Hilang saat Berencana Hadiri Pemakaman

Kronologi Pesawat Wakil Presiden Malawi Hilang saat Berencana Hadiri Pemakaman

Tren
41 Link Pengumuman UTBK SNBT 2024 dan Cara Ceknya

41 Link Pengumuman UTBK SNBT 2024 dan Cara Ceknya

Tren
Ahli Ungkap Alasan Beruang dan Harimau di India Urung Berkelahi meski Sudah Ancang-ancang

Ahli Ungkap Alasan Beruang dan Harimau di India Urung Berkelahi meski Sudah Ancang-ancang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com