Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona di Dunia 20 Mei: 4,9 Juta Orang Terinfeksi | Ancaman AS ke WHO

Kompas.com - 20/05/2020, 07:40 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sumber Al Jazeera

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.

Melansir data dari laman Worldometers, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 4.979.924 (4,9 juta) kasus hingga Rabu (20/5/2020) pagi.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.957.600 (1,9 juta) pasien telah sembuh, dan 324.417 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 2.697.907 dengan rincian 2.652.841 pasien dengan kondisi ringan dan 45.066 dalam kondisi serius.

Baca juga: Sering Disebut-sebut, Apa Itu New Normal?

Berikut 10 negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak:

1. Amerika Serikat, 1.568.518 kasus, 93.407 orang meninggal, total sembuh 362.571.

2. Rusia, 299.941 kasus, 2.837 orang meninggal, total sembuh 76.130.

3. Spanyol, 278.803 kasus, 27.778 orang meninggal, total sembuh 196.958.

4. Brasil, 265.896 kasus dan 17.840 orang meninggal, total sembuh 100.459.

5. Inggris, 248.818 kasus dan 35.341 orang meninggal.

6. Italia, 226.699 kasus dan 32.169 orang meninggal, 129.401 total sembuh.

7. Perancis, 180.809 kasus, 28.022 orang meninggal, total sembuh 62.563.

8. Jerman, 177.827 kasus, 8.193 orang meninggal, total sembuh 155.700.

9. Turki, 151.615 kasus, 4.199 orang meninggal, total sembuh 112.895.

10. Iran, 124.603 kasus, 7.119 orang meninggal, total sembuh 97.173.

Baca juga: Indonesia Terserah, Ekspresi Kekecewaan, dan Bentuk Protes kepada Pemerintah...

Indonesia

Anggota TNI AD bersama Satpol PP Kota Bogor mengatur arus lalu lintas di kawasan Pasar Anyar, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (18/5/2020). Kawasan pasar tradisional tersebut dipadati warga yang ingin berbelanja kebutuhan lebaran meskipun Pemerintah Kota Bogor sedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19).ANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH Anggota TNI AD bersama Satpol PP Kota Bogor mengatur arus lalu lintas di kawasan Pasar Anyar, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (18/5/2020). Kawasan pasar tradisional tersebut dipadati warga yang ingin berbelanja kebutuhan lebaran meskipun Pemerintah Kota Bogor sedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19).

Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia.

Hingga Selasa (19/5/2020) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 486. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 18.496 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 143 orang.

Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 4.467 orang.

Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 30 orang.

Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 1.221 orang.

Baca juga: Gejala Baru Virus Corona, Muncul Ruam pada Kaki Pasien Positif Covid-19

Perancis

Ilustrasi pria lebih rentan terinfeksi virus corona penyebab Covid-19. Ilustrasi pria lebih rentan terinfeksi virus corona penyebab Covid-19.

Dilansir Al Jazeera, Selasa (19/5/2020), Perancis merevisi jumlah kematian akibat infeksi virus corona menjadi 28.022 atau turun sebanyak 217 kasus.

Menurut seorang pejabat kementerian yang mengutip data dari pusat kesehatan wilayah, kematian di rumah sakit naik 125 atau 0,7 persen menjadi 17.714 tetapi jumlah korban di panti jompo direvisi turun 342 atau 3,2 persen menjadi 10.308.

Jumlah kasus yang terkonfirmasi meningkat 524 menjadi 143.427, atau sebanyak 0,4 persen, sedikit lebih tinggi dari kenaikan rata-rata 0,3 persen per hari yang terlihat sejak akhir penguncian pada 11 Mei.

Baca juga: [POPULER TREN] Mengenal Konsep New Normal | Fase Minimum Matahari dan Dampak yang Terjadi

Afrika Selatan

Staf supermarket mengeluarkan bungkusan tisu toilet dan barang penting lainnya setelah pembeli mengosongkan rak saat pemerintah mengumumkan langkah untuk membatasi infeksi virus corona (COVID-19) di Hillcrest, Afrika Selatan, Senin (16/3/2020). Di tengah kepanikan wabah virus corona, selain kebutuhan pokok, tisu toilet menjadi salah satu barang yang paling diburu di banyak negara.ANTARA FOTO/REUTERS/ROGAN WARD Staf supermarket mengeluarkan bungkusan tisu toilet dan barang penting lainnya setelah pembeli mengosongkan rak saat pemerintah mengumumkan langkah untuk membatasi infeksi virus corona (COVID-19) di Hillcrest, Afrika Selatan, Senin (16/3/2020). Di tengah kepanikan wabah virus corona, selain kebutuhan pokok, tisu toilet menjadi salah satu barang yang paling diburu di banyak negara.

Salah satu negara di benua Afrika ini menurut rencana akan memulai pembukaan kembali sekolah-sekolah secara bertahap pada 1 Juni.

Pembukaan akan dimulai dari siswa kelas 7 dan 12 usai sekolah ditutup selama 2 bulan karena pandemi virus corona.

Masih dari sumber yang sama, Menteri Pendidikan Dasar Afrika Selatan Angie Motshekga mengatakan aturan social distancing tetap diterapkan di sekolah. Sementara pelajaran olahraga untuk sementara ditiadakan.

Kementerian Pendidikan Dasar Afrika Selatan akan menerbitkan revisi kalender sekolah.

Ia mengatakan semua guru diminta kembali bekerja mulai 25 Mei.

Baca juga: Wacana Pembukaan Sekolah pada Juli Disorot, Diminta Dikaji Ulang

Amerika Serikat

Demonstran anti lockdown di Harrisburg, ibu kota negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Jumat, 15 Mei 2020.Mark Makela/AFP Demonstran anti lockdown di Harrisburg, ibu kota negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Jumat, 15 Mei 2020.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya tengah mempertimbangkan untuk memberlakukan larangan perjalanan ke Brasil.

Hal itu menyusul "Kota Samba" menempati peringkat ke-3 dengan jumlah kematian tertinggi di dunia akibat virus corona.

"Kami sedang mempertimbangkannya," kata Trump.

"Saya tidak ingin orang-orang datang ke sini dan menginfeksi orang-orang kami. Saya juga tidak ingin orang di sana sakit. Kami membantu Brasil dengan ventilator. Brasil mengalami masalah, tidak ada pertanyaan tentang itu," tambah Trump.

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

Ancaman AS ke WHO

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dengan pemilik restoran dan pelaku industri selama rapat penanganan virus corona di Ruang Jamuan Gedung Putih, Washington, pada 18 Mei 2020.REUTERS/LEAH MILLIS Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dengan pemilik restoran dan pelaku industri selama rapat penanganan virus corona di Ruang Jamuan Gedung Putih, Washington, pada 18 Mei 2020.

Presiden AS Donald Trump mengancam akan menarik diri sebagai negara pemberi dana tetap bagi WHO (World Health Organization).

Sikap itu diambil karena ia menganggap WHO tak memperlakukan AS dan negara lainnya di dunia dengan baik, khususnya terkait penanganan virus corona.

"Mereka harus membersihkan tindakan mereka. Mereka harus melakukan pekerjaan yang lebih baik. Mereka harus jauh lebih adil terhadap negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat, atau kita tidak akan terlibat dengan mereka lagi," kata Trump.

Penyataan itu muncul ke permukaan usai Trump mengeluarkan sepucuk surat yang dialamatkan kepada WHO pada Senin (18/5/2020) waktu setempat.

Trump menyampaikan WHO harus melakukan perbaikan menyeluruh dalam jangka waktu 30 hari ke depan.

Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Penggunaan Masker Kain

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com