Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dari Wuhan Setelah Lockdown: Duka, Ketakutan, dan Harapan...

Kompas.com - 20/05/2020, 07:07 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Wuhan telah berkorban banyak. Menjaga diri sendiri adalah tanggung jawab kita kepada orang lain," kata He.

"Ini seperti sedang berada dalam sebuah perlombaan dan saya sendiri berada 50 meter di belakang. Akan tetapi, asalkan saya bisa mengejar nantinya, semuanya akan sama," ujar dia.

Baca juga: Laboratorium Wuhan Membantah Tudingan Penyebar Pertama Virus Corona

Cerita usai penguncian

Setelah tidak lagi dikunci, para penduduk Wuhan mulai memberanikan diri keluar dari rumah.

Orang-orang mengunggah suasana tersebut di media sosial, toko-toko telah dibuka kembali, Wuhan telah kembali.

Namun, saat Rosana Yu memesan teh susu pertamanya dalam 2 bulan terakhir, ia tidak begitu puas.

"Apakah kalian lupa bagaimana membuat teh susu?" canda Yu melalui WeChat-nya pada akhir Maret lalu.

Saat penguncian telah dilonggarkan awal April lalu, Yu dan orangtuanya mengunjungi sebuah taman untuk menyaksikan bunga sakura yang indah di Wuhan.

"Pihak berwenang masih mengimbau orang-orang untuk tetap di rumah, tetapi kami sudah tidak tahan lagi," kata dia.

Kini, ia juga memiliki kebiasaan baru yaitu berhenti dan mengamati lalu lintas sebelum menyeberang jalan.

"Melihat banyak mobil berlalu lalang kembali, saya sangat senang," kata Yu.

Baca juga: Kisah Warga Wuhan Rayakan Kebebasan Saat Lockdown Berakhir

Seorang penduduk membayar makanan dengan berdiri di atas pagar pembatas di pasar basah Wuhan, provinsi Hubei, China. Foto diambil pada 1 April 2020.ALY SONG/REUTERS Seorang penduduk membayar makanan dengan berdiri di atas pagar pembatas di pasar basah Wuhan, provinsi Hubei, China. Foto diambil pada 1 April 2020.
Optimismenya tumbuh dari keberuntungan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang terinfeksi virus corona,

Namun, semuanya tetap sangat menyulitkan saat pandemi terjadi.

Sebelumnya, ia keluar dari tempat kerjanya dan tidak bisa menemui teman-temannya.

Meski demikian, kini Yu yakin terhadap new normal di Wuhan dan siap menghadapinya.

Ia akan melanjutkan hobinya memanggang kue sejak penguncian diberlakukan dan mengikuti kelas online.

Pandemi pun membuatnya memiliki hubungan kekerabatan baru yang sangat dekat dengan tetangganya.

Selama penguncian, warga yang berprofesi sebagai tukang cukur menawarkan untuk memotong rambut warga lainnya secara gratis.

Group chat juga dibuat untuk lingkungan rumahnya, sebagai tempat koordinasi saat akan berbelanja. Interaksi-interaksi virtual ini juga menjadi sebuah sistem dukungan antar warga.

"Ini adalah pertama kalinya saya merasa seperti semuanya memiliki sesuatu bersama, menuju tujuan yang sama," kata Yu.

Baca juga: Kisah dari Wuhan, Awal Pandemi Virus Corona yang Tidak Akan Terlupakan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Tren
Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Tren
Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Tren
Teka-teki Pemegang Akun Facebook Icha Shakila, Diyakin Jadi Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Teka-teki Pemegang Akun Facebook Icha Shakila, Diyakin Jadi Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Tren
Kapan Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2024? Ini Jadwal dan Cara Ceknya

Kapan Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2024? Ini Jadwal dan Cara Ceknya

Tren
Belajar dari Kasus di Kosambi, di Mana Tempat Meletakkan Tabung Gas LPG yang Benar?

Belajar dari Kasus di Kosambi, di Mana Tempat Meletakkan Tabung Gas LPG yang Benar?

Tren
Orang yang Berkurban Dianjurkan Tidak Potong Kuku dan Rambut, Mulai Kapan?

Orang yang Berkurban Dianjurkan Tidak Potong Kuku dan Rambut, Mulai Kapan?

Tren
Klaim Sengaja Gagalkan Penalti Kedua Saat Lawan Indonesia, Berikut Profil Striker Irak Ayman Hussein

Klaim Sengaja Gagalkan Penalti Kedua Saat Lawan Indonesia, Berikut Profil Striker Irak Ayman Hussein

Tren
Ketika Dua Keluarga Jokowi Kini Duduki Jabatan Strategis di Pertamina...

Ketika Dua Keluarga Jokowi Kini Duduki Jabatan Strategis di Pertamina...

Tren
Siapa Saja Orang yang Tak Disarankan Minum Kopi?

Siapa Saja Orang yang Tak Disarankan Minum Kopi?

Tren
Sosok Rita Widyasari, Eks Bupati Kutai Kartanegara Terpidana Korupsi dengan Kekayaan Fantastis

Sosok Rita Widyasari, Eks Bupati Kutai Kartanegara Terpidana Korupsi dengan Kekayaan Fantastis

Tren
4 Teh untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Direkomendasikan Ahli Diet

4 Teh untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Direkomendasikan Ahli Diet

Tren
5 Fakta Kasus Pengeroyokan Bos Rental hingga Meninggal di Sukolilo Pati

5 Fakta Kasus Pengeroyokan Bos Rental hingga Meninggal di Sukolilo Pati

Tren
Benarkah Tidak Makan Nasi Bisa Bantu Menurunkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes?

Benarkah Tidak Makan Nasi Bisa Bantu Menurunkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes?

Tren
Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?

Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com