"Wuhan telah berkorban banyak. Menjaga diri sendiri adalah tanggung jawab kita kepada orang lain," kata He.
"Ini seperti sedang berada dalam sebuah perlombaan dan saya sendiri berada 50 meter di belakang. Akan tetapi, asalkan saya bisa mengejar nantinya, semuanya akan sama," ujar dia.
Baca juga: Laboratorium Wuhan Membantah Tudingan Penyebar Pertama Virus Corona
Setelah tidak lagi dikunci, para penduduk Wuhan mulai memberanikan diri keluar dari rumah.
Orang-orang mengunggah suasana tersebut di media sosial, toko-toko telah dibuka kembali, Wuhan telah kembali.
Namun, saat Rosana Yu memesan teh susu pertamanya dalam 2 bulan terakhir, ia tidak begitu puas.
"Apakah kalian lupa bagaimana membuat teh susu?" canda Yu melalui WeChat-nya pada akhir Maret lalu.
Saat penguncian telah dilonggarkan awal April lalu, Yu dan orangtuanya mengunjungi sebuah taman untuk menyaksikan bunga sakura yang indah di Wuhan.
"Pihak berwenang masih mengimbau orang-orang untuk tetap di rumah, tetapi kami sudah tidak tahan lagi," kata dia.
Kini, ia juga memiliki kebiasaan baru yaitu berhenti dan mengamati lalu lintas sebelum menyeberang jalan.
"Melihat banyak mobil berlalu lalang kembali, saya sangat senang," kata Yu.
Baca juga: Kisah Warga Wuhan Rayakan Kebebasan Saat Lockdown Berakhir
Namun, semuanya tetap sangat menyulitkan saat pandemi terjadi.
Sebelumnya, ia keluar dari tempat kerjanya dan tidak bisa menemui teman-temannya.
Meski demikian, kini Yu yakin terhadap new normal di Wuhan dan siap menghadapinya.
Ia akan melanjutkan hobinya memanggang kue sejak penguncian diberlakukan dan mengikuti kelas online.
Pandemi pun membuatnya memiliki hubungan kekerabatan baru yang sangat dekat dengan tetangganya.
Selama penguncian, warga yang berprofesi sebagai tukang cukur menawarkan untuk memotong rambut warga lainnya secara gratis.
Group chat juga dibuat untuk lingkungan rumahnya, sebagai tempat koordinasi saat akan berbelanja. Interaksi-interaksi virtual ini juga menjadi sebuah sistem dukungan antar warga.
"Ini adalah pertama kalinya saya merasa seperti semuanya memiliki sesuatu bersama, menuju tujuan yang sama," kata Yu.
Baca juga: Kisah dari Wuhan, Awal Pandemi Virus Corona yang Tidak Akan Terlupakan...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.