Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Indonesia Terserah", Kritik untuk Pemerintah dan Pengingat untuk Kita Semua...

Kompas.com - 17/05/2020, 09:46 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak Jumat (15/5/2020), media sosial berbagai platform diramaikan dengan tanda pagar alias tagar #IndonesiaTerserah. 

Warganet menyuarakan kekecewaan mereka tentang kebijakan pemerintah yang dianggap melonggarkan pergerakan masyarakat menjelang Lebaran.

Di media sosial Twitter, twit yang diunggah tak hanya mengkritik pemerintah, tetapi juga perilaku sebagian masyarakat yang tak disiplin dengan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Mereka meramaikannya dengan unggahan foto tenaga medis membawa tulisan "Indonesia Terserah".

Baca juga: Ramai Tagar Indonesia Terserah, Apakah Tenaga Medis Menyerah?

Kritik kebijakan pelonggaran pembatasan

Kritik atas kebijakan pemerintah muncul dalam sepekan terakhir ketika pemerintah memutuskan mengoperasikan kembali seluruh moda transportasi umum.

Meski menyatakan kebijakan ini hanya berlaku untuk masyarakat kategori tertentu, kenyataannya terjadi penumpukan calon penumpang di Bandara Soekarno-Hatta untuk berbagai daerah tujuan.

Baca juga: Pemerintah Pertimbangkan Pengurangan PSBB, Mulai dari Transportasi

Muncul pula dugaan jual beli surat bebas Covid-19.

Hal ini memunculkan kekhawatiran di kalangan tenaga medis, termasuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Para tenaga medis khawatir pelonggaran ini membuka peluang meningkatnya penyebaran virus corona. 

Anggota Bidang Kesekretariatan, Protokoler, dan Publik Relation Pengurus Besar (PB) IDI, Dr Halik Malik mengatakan, ada kekhawatiran pemudik yang tetap nekat pulang akan membawa virus corona ke kampung halamannya.

PB IDI berharap, ada protokol kesehatan yang dijalankan, seperti karantina 14 hari bagi mereka yang datang dari luar kota dengan pengawasan pemerintah daerah. 

PB IDI juga mengusulkan restriksi transportasi massal. Artinya, melarang alat transportasi massal darat, laut, udara beroperasi sementara terutama menjelang Lebaran.

"Karena kalau imbauan saja tidak efektif. Perlu restriksi, (yaitu) tidak ada yang bisa keluar atau stop transportasi massal ke lokasi mudik," kata Halik, seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (16/5/2020).

Baca juga: Viral Foto Antrean di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Ini Penerapan Jaga Jarak di Bandara

PB IDI juga meminta agar pemerintah tidak melonggarkan PSBB sampai ada data pendukung yang tepat hingga indikator dan kriteria terpenuhi, baik itu indikator medis, epidemologis, dan sistem kesehatan.

Sementara itu, Guru Besar Psikologi Sosial UGM Prof Faturochman menilai, munculnya "Indonesia Terserah" merupakan bentuk protes para tenaga medis terhadap pemerintah dan masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com