Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 1.290 Kematian Baru karena Virus Corona di China, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 18/04/2020, 20:20 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Setelah tak lagi melaporkan adanya kasus kematian akibat virus corona selama beberapa waktu, pada Jumat (17/04/2020) China kembali melaporkan adanya kasus kematian karena Covid-19. 

Dilaporkan ada sebanyak 1.290 kematian di Wuhan, China beserta tambahan kasus baru sebanyak 325 kasus positif virus corona.

Sebagaimana diketahui, Wuhan merupakan kota yang diduga sebagai asal virus corona sempat memberlakukan lockdown pada 23 Januari 2020. Lockdown sendiri baru dibuka pada 8 April 2020 lalu.

Baca juga: Kemenkes Imbau RS Kurangi Praktik Rawat Jalan untuk Cegah Penularan Virus Corona

Apa penyebabnya?

Melansir dari BBC, pejabat Wuhan membantah ada yang mereka tutupi terkait jumlah kasus  virus corona yang sebenarnya.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Jumat (17/4/2020), para pejabat di Wuhan mengatakan angka-angka yang direvisi merupakan hasil data baru yang diterima dari berbagai sumber termasuk catatan yang disimpan oleh rumah duka dan penjara.

Termasuk kematian terkait dengan virus di luar rumah sakit seperti orang yang meninggal di rumah yang tak sempat tercatat sebelumnya.

"Verifikasi statistik mengikuti upaya pihak berwenang untuk memastikan bahwa informasi tentang epidemi Covid-19 kota terbuka, transparan dan datanya akurat,” kata pernyataan itu.

Laporan itu juga menyebut bahwa sistem kesehatan awalnya kewalahan sehingga kasus dilaporkan secara keliru.

“Kekurangan kapasitas pengujian pada tahap awal berarti bahwa banyak pasien yang terinfeksi namun tidak diperhitungkan,” jelas pernyataan itu lagi.

Baca juga: WHO Sebut 6 Faktor yang Perlu Dipertimbangkan jika Suatu Negara Cabut Lockdown

Pendataan komprehensif

Terkait hal itu, seorang juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China, Mi Feng mengatakan jumlah kematian baru tersebut muncul usai dilakukan tinjauan komprehensif data epidemi.

Sementara itu, dalam konferensi pers hariannya, Kementerian Luar Negeri membantah tuduhan Presiden AS Donald Trump yang menyebut China menutup-nutupi kasus.

"Kami tidak akan pernah membiarkan penyembunyian," kata juru bicara.

Angka revisi itu sendiri muncul pada hari Jumat saat dunia internasional mengkhawatirkan adanya kekurangan laporan kasus kematian di China.

Adapun hari ini Sabtu (18/4/2020) berdasarkan data dari Worldometers, China melaporkan kasus baru sebanyak 27 orang, tanpa melaporkan adanya kasus kematian baru.

Total sampai dengan hari ini negeri dengan julukan negara tirai bambu ini memiliki jumlah kasus sebanyak 82.719, kematian sebanyak 4.632 kasus, dan sembuh 77.029 orang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com