Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir 2 Juta Kasus, Kapan Pandemi Virus Corona Akan Berakhir?

Kompas.com - 15/04/2020, 10:29 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus corona di dunia mendekati angka 2 juta kasus. Dikutip dari Worldometers, virus yang pertama kali disebut menyebar di Wuhan tersebut telah menginfeksi 1.997.906 orang hingga Rabu (15/4/2020) pagi.

Sejak dilaporkan pertama kali pada akhir 2019 lalu, jumlah kasus Covid-19 terus bertambah setiap harinya.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah di seluruh dunia, seperti penguncian wilayah atau lockdown hingga mewajibkan masker untuk semua orang, dan banyak hal lainnya.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 15 April: 1,9 Juta Kasus, 467.074 Sembuh, 125.951 Meninggal

Lalu kapan pandemi ini akan berakhir?

Ilustrasi Virus CoronaStocktrek Images/Getty Images Ilustrasi Virus Corona

Dilansir BBC, Senin (23/3/2020), ada 3 cara untuk mengakhiri pandemi virus corona menurut Profesor epidemologi penyakit menular di Universitas Edinburgh Mark Woolhouse, yaitu:

  1. vaksinasi
  2. kekebalan alami
  3. secara permanen mengubah perilaku/masyarakat

Masing-masing jalan tersebut akan mengurangi kemampuan virus untuk menyebar.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Vaksin: 12-18 bulan

Ilustrasi vaksinShutterstock Ilustrasi vaksin

Vaksin dapat memberi kekebalan sehingga seseorang tidak terinfeksi suatu virus.

Prediksi terbaik saat ini adalah vaksin bisa siap dalam 12-18 bulan, jika semua berjalan lancar.

Saat ini penelitian vaksin berlangsung dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tapi tidak ada jaminan itu akan berhasil dan akan membutuhkan imunisasi dalam skala global.

Baca juga: Memahami Tahapan Pembuatan Vaksin, Bagaimana Prosesnya?

Kekebalan alami: setidaknya 2 tahun lagi

Petugas medis Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan uji cepat (rapid test) massal Covid-19 dengan skema drive thru di GOR Pajajaran, Bogor, Sabtu (4/4/2020). Sebanyak 128 orang dalam pemantauan (ODP) mengikuti rapid test ini dari target 284 orang.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Petugas medis Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan uji cepat (rapid test) massal Covid-19 dengan skema drive thru di GOR Pajajaran, Bogor, Sabtu (4/4/2020). Sebanyak 128 orang dalam pemantauan (ODP) mengikuti rapid test ini dari target 284 orang.

Dilansir Bloomberg, Jumat (3/4/2020), ada konsensus bahwa pandemi hanya akan berakhir dengan pembentukan kekebalan kelompok atau herd immunity.

Dilansir Aljazeera, Jumat (20/3/2020), herd immunity mengacu pada situasi di mana cukup banyak orang dalam suatu populasi yang memiliki kekebalan terhadap infeksi sehingga dapat secara efektif menghentikan penyebaran penyakit tersebut.

Ada 2 jalan untuk itu.

Cara pertama melalui imunisasi. Sedangkan cara kedua adalah dengan membiarkan sebagian besar komunitas terinfeksi patogen dan mengembangkan resistensi terhadapnya.

Ini adalah cara alami, karena ketika orang terinfeksi lalu pulih, dia akan kebal terhadap infeksi.

Namun cara ini berisiko karena dapat membahayakan banyak orang. Sejauh ini peneliti masih menemukan orang yang sembuh bisa terinfeksi lagi.

Selain itu, membiarkan banyak orang terinfeksi artinya risiko kematian juga tinggi.

Baca juga: Update, Berikut 15 Negara yang Berlakukan Lockdown akibat Virus Corona

Tidak ada titik akhir yang jelas

Warga memakai masker mengantre di supermarket pada hari kedua lockdown Italia. Gambar diambil di Pioltello, dekat Milan, Rabu (11/3/2020).FLAVIO LO SCALZO/REUTERS Warga memakai masker mengantre di supermarket pada hari kedua lockdown Italia. Gambar diambil di Pioltello, dekat Milan, Rabu (11/3/2020).

Opsi ketiga selain vaksinasi dan herd immunity adalah langkah-langkah alternatif.

Caranya dengan mengubah perilaku masyarakat secara permanen agar tingkat transmisi tetap rendah.

Ada negara yang menggunakan pengujian ketat (melakukan tes), isolasi pasien, deteksi dini, pelacakan kontak, merawat pasien di rumah sakit, dan sebagainya.

Bagaimana dengan lockdown? Wuhan membutuhkan waktu 2 bulan penutupan.

Wakil Kepala Medis Inggris Jenny Harries mengatakan langkah-langkah penguncian setidaknya butuh 2-6 bulan.

Sementara itu Profesor Penyakit Menular di London School of Hygiene and Tropical Medicine Annelies Wilder-Smith merekomendasikan penguncian tetap berlaku sampai kasus harian turun secara konsisten selama setidaknya dua minggu.

Mengangkat penguncian terlalu dini berisiko menyebabkan lonjakan baru.

Baca juga: Potret Penanganan Virus Corona di Indonesia...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Timeline Wabah Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com