KOMPAS.com - Media sosial Twitter diramaikan dengan gerakan #100JutaMaskerChallenge.
Tantangan ini dicetuskan Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi,melalui akun Twitternya, @ismailfahmi pada Kamis (26/3/2020).
Melalui unggahannya, Ismail mengajak penggunaan masker katun dua lapis atau masker non-medis.
Di antara dua kain katun, bisa diselipkan tisu yang bisa menyaring benda kecil sehingga tak masuk ke mulut.
Perjuangan mkn panjang, pemudik dari "red zone" Jakarta ke daerah sudah gerak.
Ke Wonogiri aja sdh 13.5 ribu++, blm ke daerah lain. Italy yg parah hanya 10 ribu yg bandel. ????
Jaga diri, pakai masker katun, +71% efektifitasnya.#StayHome, banyak doa???? pic.twitter.com/R2j8qmPc5L
— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) March 26, 2020
Ismail juga menyertakan informasi efektivitas masker seperti masker N95 dengan perlindungan dari virus 95 persen; masker bedah perlindungan dari virus 95 persen; masker FFP1 perlindungan dari virus 95 persen, dan lainnya.
Sementara, untuk masker jenis Activated Carbon Mask, Cloth Mask, Sponge Mask memiliki tingkat perlindungan yang sangat rendah dari virus dan tidak disarankan dipakai oleh tenaga medis.
Baca juga: Peneliti Temukan Cara Dekontaminasi Masker N95 sehingga Dapat Digunakan Kembali
Apa tujuan dari tantangan #100JutaMaskerChallenge?
Saat dihubungi Kompas.com, Minggu (29/3/2020) malam, Ismail mengungkapkan, ia menemukan penelitian dari Cambridge University mengenai material rumah tangga yang efektif untuk menangkal virus corona meski tidak disarankan untuk tenaga medis.
Adapun material atau bahan rumah tangga yang dipakai yakni serbet, katun, dan sarung bantal.
Menurut dia, bahan katun memiliki tingkat perlindungan sebesar 70 persen.
Ismail mengaku prihatin dengan kelangkaan masker medis di sejumlah daerah dan menyebabkan tenaga medis kekurangan masker untuk melindungi dirinya saat menangani pasien Covid-19.
"Sempat nemu orang jual masker bedah, tapi mahalnya minta ampun. Jadi, saya beli itu untuk stok nakes di RS, itu boleh dibeli oleh umum. Tapi pihak rumah sakit dulu yang diprioritaskan untuk dapat masker tersebut," ujar Ismail.
Menurut dia, gerakan #100JutaMaskerChallenge ingin mengajak masyarakat untuk menggunakan masker buatan dengan dua lapis kain katun daripada membeli masker bedah atau masker N95.
Baca juga: Rusak Masker Bekas untuk Cegah Penularan Corona, Begini Caranya...
Ia menekankan, tenaga medis lebih membutuhkan masker N95 dan masker bedah yang kini juga banyak dipakai oleh masyarakat umum.
"Dulu masyarakat belum ada solusinya (untuk mencegah virus corona). Ada yang menggunakan masker kain tapi saat itu belum ada dasar ilmiahnya, kan," ujar Ismail.