Ia mencari referensi dan akhirnya menemukan solusi agar masyarakat mau menggunakan masker kain katun yang di dalamnya dilapisi tisu berlapis.
"Jadi, saya temukan ada referensinya, mereka coba mulai dari yang masker bedah, masker yang ada vacoom cleaner-nya, ada yang dari katun, ada yang dari serbet, semua dicoba satu per-satu," ujar Ismail.
Ia mengungkapkan, tujuan dari percobaan tersebut yakni ingin mengetahui efektivitas masker tersebut.
Diketahui, virus corona memiliki ukuran 0,02 mikron sehingga peneliti harus paham bahan apa yang dapat digunakan sebagai masker dan dapat digunakan oleh masyarakat.
Baca juga: Prada, Gucci dan Merek Fashion yang Ikut Produksi Masker Kesehatan
Melalui tantangan ini, ia mengajak mereka yang bisa menciptakan dan memasarkan masker dari kain katun dua lapis akan dipromosikan melalui Twitter-nya.
Ia menyebutkan, jika hanya satu lapis kain katun, maka tingkat perlindungan hanya 50 persen. Dengan didesain dua lapis, menurut dia, akan memberikan perlindungan yang lebih kuat.
Selain itu, penggunaan masker kain katun ini dapat dicuci dan minimal diganti dua kali sehari.
Untuk pencuciannya dapat menggunakan air bersuhu normal dan menggunakan detergen, sedangkan tisu yang ada di dalam masker kain dibuang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : Infografis: Perlukah Penggunaan https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.