Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agnes Setyowati
Akademisi

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Meraih gelar doktor Ilmu Susastra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Aktif sebagai tim redaksi Jurnal Wahana FISIB Universitas Pakuan, Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat  Bogor, dan anggota Manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara). Meminati penelitian di bidang representasi identitas dan kajian budaya.

Corona dan Revolusi Ruang Virtual

Kompas.com - 29/03/2020, 11:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

VIRUS Corona yang sedang menjadi pandemik di dunia membuat masyarakat dipaksa untuk berpikir keras mengatasinya. 

Data sampai dengan 28 maret 2020, penyebaran virus ini sudah mencapai 200 negara dengan jumlah kasus sebanyak 593.656. Sebanyak 132.526 kasus sembuh dan 27.215 meninggal.

Data yang sama untuk Indonesia, sampai hari yang sama tercatat ada 1.155 kasus, 994 dirawat, 102 meninggal, dan 59 sembuh.

Melihat uraian di atas, diprediksi jumlah kasus akan terus bertambah. Penyebabnya tidak tunggal: kurangnya antisipasi pemerintah, kesiapan penanganan medis, dan interaksi antar-manusia yang sulit dikendalikan.

Menurut prediksi ilmuwan Matematika Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Sutanto Sastraredja puncak infeksi virus akan terjadi pada Mei 2020 dan harus dihentikan pada hari keseratus yaitu 10 Juni 2020.

Jika tidak, dampak pandemi ini akan meruntuhkan sendi-sendi perekonomian Indonesia.

Revolusi virtual

Kebijakan bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah dari rumah adalah upaya memutus rantai virus Corona yang membuat kita harus berhadapan dengan realitas baru, dunia virtual.

Internet dipandang sebagai dunia dalam bentuk yang lain, yaitu dunia maya. Segala aspek kehidupan dunia nyata ada di dalamnya, seperti dunia bisnis, politik, ekonomi, dan sebagainya.

Kehadiran Internet saat ini menjadi ruang budaya baru. Virus Corona seakan menjadi penentu “revolusi” budaya di masyarakat. Teknologi begitu cepat dan begitu besar mempengaruhi peradaban umat manusia.

Dalam kondisi ini perkembangan teknologi informasi telah mengubah bentuk masyarakat manusia dari masyarakat dunia lokal menjadi masyarakat dunia global, dunia yang sangat transparan terhadap perkembangan informasi.

Kini, kita begitu intens menggunakan teknologi informasi dalam berbagai kegiatan kita sehari-hari.

Lebih jauh lagi, dalam beribadah pun ada perubahan yang mau tidak mau dilakukan untuk keselamatan umat manusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com