Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Negara yang Manfaatkan Aplikasi untuk Lacak Persebaran Virus Corona

Kompas.com - 27/03/2020, 15:35 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Inggris memanfaatkan betul bantuan teknologi untuk mencoba meredam penyebaran virus corona di negara tersebut. 

Para peneliti di Inggris meluncurkan sebuah aplikasi yang bisa membantu melacak persebaran Covid-19 dan mengetahui siapa yang paling besar ada dalam risiko infeksi untuk memahami pandemi ini secara lebih baik.

Dikutip dari The Guardian (24/3/2020), aplikasi yang bisa diunduh secara gratis ini bernama Covid Symptom Tracker.

Di sana, pengguna akan diminta untuk mengisi data yang meliputi usia, jenis kelamin, dan kode pos tempat tinggalnya.

Tidak hanya data umum, pengguna juga diarahkan untuk mengisi kondisi kesehatannya, mungkin yang bersangkutan mengidap penyakit jantung, asma, dan diabetes.

Informasi mengenai penggunaan obat-obatan seperti immunosuppressants atau ibuprofen juga penggunaan kursi roda juga diminta untuk diisikan.

Selanjutnya, aplikasi akan meminta penggunanya untuk meluangkan waktu 1 menit setiap harinya guna melaporkan kondisi kesehatannya, apakah sehat atau tidak.

Jika tidak sehat, maka pengguna akan ditanya seputar gejala yang dialami mulai dari batuk, demam, merasa kelelahan, diare, atau yang lain.

Baca juga: Dari UN hingga Belajar di Rumah, Berikut Sejumlah Kebijakan Mendikbud Saat Pandemi Corona

Tim di balik aplikasi ini merupakan kolaborasi antara peneliti di King's College London, rumah sakit Guy and St Thomas, dan perusahaan pengetahuan data kesehatan ZOE.

Mereka berharap aplikasi yang dikembangkan bersama ini dapat memberikan informasi terkini tentang bagaimana penyakit yang telah ditetapkan sebagai pandemi ini menyebar di Inggris, salah satu negara yang menjadi hotspot penyebaran virus corona di Eropa.

Orang yang memimpin pembuatan aplikasi, seorang profesor epidemiologi Kings College London, Tim Spector menjelaskan produk teknologi yang ia buat.

"Konsepnya adalah sebagai peringatan dini, karena kita menanyakan gejala-gejala yang tidak biasa. Banyak orang melaporkan mengalami batuk yang tidak sama, atau merasa tidak sehat dan mengalami sesak di dada yang tidak masuk dalam daftar gejala umum lainnya, namun jika kita melihat kejadian di berbagai negara penderita dengan gejala tersebut adalah benar (Covid-19)," kata Spector.

"Jika hanya ada dua gejala yakni demam dan batuk berkepanjangan, itu salah. Covid-19 bisa terjadi melalui berbagai cara yang berbeda," tambahnya.

Spector menjelaskan aplikasi buatan timnya akan menjelaskan gejala juga penyebaran virus yang telah menginfeksi lebih dari 11 ribu orang di Inggris ini, secara geografis.

"Hal yang akan cepat kita ketahui adalah kluster penyakit berdasarkan tingkat keparahan yang terjadi di seluruh negeri dan kita akan tahu apa yang sebenarnya terjadi," ujar Spector.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com