Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Perbandingan antara Pandemi Covid-19 dan Pandemi Flu Babi

Kompas.com - 22/03/2020, 16:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sesak nafas yang terjadi pada penderita Covid-19 bisa mengarah pada masalah pernafasan yang serius seperti pneumonia.

Ada juga gejala lain yang mengikuti, seperti sakit kepala, tenggotokan, perut, bahkan diare. Namun gejala-gejala ini jarang terjadi.

Yang lebih  mengkhawatirkan, ada pula penderita Covid-19 yang hanya menunjukkan gejala ringan atau tidak bergejala sama sekali.

Hal itu dimungkinkan, karena virus memiliki masa inkubasi di dalam tubuh selama 14 hari.

Bisa jadi, seseorang masih terlihat sehat namun sesungguhnya di dalam tubuhnya sudah terdapat virus yang bisa ditularkan ke siapa pun yang ada di sekitarnya.

Penanganan

Amerika Serikat disebut lebih cepat dalam mengangani Flu Babi 2009 dibanding dengan Covid-19 yang terjadi saat ini.

Di awal kemunculannya, 2 virus baru itu sesungguhnya tidak lama langsung diumumkan urutan genetiknya, sehingga vaksin bisa diproduksi sesegera mungkin.

Misalnya urutan genetik dari H1N1 Flu Babi yang diumumkan CDC hanya 4 hari setelah kasus pertama ditemukan, mengunggahnya ke basis data publik dan mengembangkan vaksin untuk menanganinya.

Tidak jauh berbeda, dalam kasus Covid-19 pun, China sudah mengunggah urutan genetik virus di hari ke-5 sejak kasus pertama ditemukan, 31 Desember 2020.

Namun, perbedaan penanganan mulai terlihat setelah itu.

Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Cairan Disinfektan Sendiri?

Kasus pertama Covid-19 di Amerika Serikat terdeteksi pada 20 Januari 2020 dan departemen kesehatan setempat menyatakan Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat 11 hari setelahnya.

Ketika itu, CDC mulai mengirimkan kit pengujian yang berasal dari tahun 2014 untuk menangani Sars-CoV-2 ke ratusan laboratorium di sepenjuru negeri.

Namun, sebagian mendapatkan peralatan yang salah sehingga terjadi penundaan dalam menangani virus ini.

Pengujian pun hanya bisa dilangsungkan di markas CDC hingga dikirimkan peralatan pengganti ke laboratorium-laboratorium yang sebelumnya menerima peralatan yang salah.

Sementara saat Flu Babi menyerang, status darurat kesehatan masyarakat sudah dikeluarkan sejak 2 hari setelah ditemukannya kasus pertama.

Dan hanya dalam waktu 4 minggu atau sebulan, CDC mulai melepaskan obat-obatan yang dapat mencegah flu tersebut. Sebagian besar negara bagian di AS pun memiliki laboratorium yang bisa mendiagnosis H1N1 tanpa verifikasi dari CDC.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Maskapai Ini Hentikan Rute Penerbangan ke Malaysia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com