Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpin Pembuatan Aplikasi Pantau Stok Masker, Menteri Termuda Taiwan Dipuji Jepang

Kompas.com - 13/03/2020, 21:05 WIB
Nur Rohmi Aida,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Warganet Jepang ramai memuji Menteri Digital Taiwan Audrey Tang. Mereka menyebut Tang sebagai seorang jenius yang berperan penting dalam upaya pengendalian virus corona di Taiwan.

Warganet dan media Jepang menganggap bahwa Negeri Sakura harus belajar dari apa yang ia lakukan.

Kalimat “Kebijakan Menteri jenius berusia 38 tahun dengan IQ 180” ini menjadi tren di mesin pencari Jepang minggu ini.

Warganet memuji upaya Tang dalam memberikan informasi digital mengenai informasi terbaru mengenai virus corona. Di dalam aplikasi tersebut termasuk peta persebaran apotek terdekat yang memiliki persediaan masker wajah lengkap secara real-time.

Sejak menyebar di Taiwan pada Februari lalu, wabah virus corona telah menciptakan panic-buying terhadap masker wajah sehingga suplainya menurun drastis. 

Baca juga: PM Singapura: Pandemi Virus Corona Bisa Berlangsung Satu Tahun

Meskipun pemerintah telah mengimplementasikan beberapa skema penanganan yang berbeda, seperti membolehkan pembelian terbatas hanya tiga masker per hari atau dua masker dalam seminggu, pasokannya tetap tidak cukup.

Tang juga bekerja sama dengan insinyur perangkat lunak Taiwan untuk menciptakan peringatan kepada seluruh kota baik kepada penduduk dan wisatawan agar mereka tahu lokasi berisiko yang dikunjungi oleh penumpang kapal pesiar Diamond Princess.

"Keterlibatan saya terutama adalah mengumpulkan ide-ide komunitas dan menyusun tahap pertama situs web," kata Tang kepada The News Lens.

"Saya telah menerima banyak dukungan dari teman-teman di komunitas lokal,” lanjut dia.

Howard Wu, seorang programer berbasis di Tainan, kota tertua di Taiwan, adalah orang yang pertama kali muncul dengan ide peta masker wajah dengan menggunakan Google GPS dan Palace API.

Baca juga: Ketika Amerika Serikat Kewalahan Hadapi Serangan Virus Corona

Saat pertama kali diluncurkan, platform tersebut langsung booming di kalangan masyarakat. 

Sementara biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan situs web tersebut mencapai lebih dari 600.000 dollar Taiwan.

Tang kemudian mendekati Wu bersama tim insinyur dari Google sebagai upaya menyelamatkan proyek Howard dari kehancuran.

“Google kini telah membebaskan biaya platform tersebut sebagai upaya untuk membantu upaya penanganan terhadap virus corona," ujar Tang sebagaimana dikutip dari The News Lens.
Tang juga berterima kasih kepada para apoteker yang membagikan data mereka.

Wakil Presiden Taiwan Chen Chien-jen memuji langkah Tang dalam unggahan Facebook-nya.

“Seorang tokoh kunci dalam tim pencegahan epidemi nasional Taiwan yang menjadi contoh penggunaan kecerdasan buatan dalam pencegahan penyakit,” kata Chen. 

Baca juga: Bagaimana Kondisi Paru-Paru Saat Terinfeksi Virus Corona? Berikut Infonya

Menteri termuda Taiwan

Tang adalah Menteri termuda Taiwan yang tak memiliki portofolio pada tahun 2016.

Tang mendirikan bisnisnya pada usia 16 dan pensiun pada usia 33 tahun untuk bekerja di program pemerintah.

Proyek utama yang ia kerjakan adalah program kesejahteraan digital bernama g0v.tw.

Situs itu adalah kolaborasi terbuka antara pemerintah dengan peretas.

Situs tersebut didirikan oleh Kao Chia-Liang pada 2012 untuk mengarahkan pengunjung ke situs bayangan alternatif yang menampilkan kontribusi dan saran dari para peretas sipil.

Baca juga: Mendagri Australia Peter Dutton Positif Virus Corona, Gejala Awalnya Sakit Tenggorokan

Pujian kepada Taiwan

Taiwan sendiri mendapatkan pujian dari komunitas internasional dalam upayanya menangani virus corona.

Meski ia merupakan tetangga dekat China dengan penduduk yang banyak bekerja di negara itu, Taiwan hanya memiliki sekitar 47 kasus.

Banyak yang memuji keberhasilan Taiwan atas beberapa hal.

Di antaranya kebijakan pembatasan perjalanan yang dilakukan secara cepat oleh pemerintah pada awal Februari, sistem layanan kesehatan berkualitas dan komunikasi digital transparan.

Secara aktif negara itu berfokus pada langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit dibandingkan menunggu penyelamatan dari WHO.

Baca juga: 10.075 Kasus dan 429 Kematian, Iran Diduga Siapkan Makam Baru untuk Korban Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com