Tongkat Pusaka Kanjeng Kyai Tjokro milik Pangeran Diponegoro (1785-1885), yang hilang sewaktu masa peperangan pada abad ke-19, kini sudah dikembalikan ke Indonesia.
Pusaka yang disimpan keluarga Jean Chrétien baron Baud di Belanda sejak 1834, itu diserahkan pada pembukaan pameran seni rupa ”Aku Diponegoro” di Galeri Nasional Indonesia di Jakarta pada 2015 silam.
J.C. Baud adalah Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-44. Ia memerintah antara tahun 1834 – 1836.
Harian Kompas, 6 Februari 2015 memberitakan, tongkat pusaka sepanjang 153 sentimeter dari kayu mahoni tersebut diberikan kakak beradik Michiel dan Erica Lucia Baud kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Anies Baswedan.
Tongkat ini dimiliki oleh Pangeran Diponegoro pada tahun 1815 dari pemberian seorang warga pribumi.
Sejak saat itu, Tongkat Kanjeng Kyai Cokro ini selalu dibawa oleh Pangeran Diponegoro setiap berziarah ke tempat suci untuk berdoa agar segala kegiatannya diberkati.
Sebelum Pangeran Diponegoro tertangkap pada 1830, tongkat ini berada di tangan Pangeran Adipati Notoprojo, cucu Nyi Ageng Serang yang merupakan salah satu komandan perang Pangeran Diponegoro.
Pangeran Notoprojo kemudian memberikan Tongkat Kanjeng Kyai Cokro kepada Gubernur Jenderal Jean Chretien Baud pada 1834 dengan tujuan mengambil hati Pemerintah Hindia Belanda.
Sejak tahun 1834, tongkat tersebut disimpan oleh J.C. Baud sebelum akhirnya kembali ke Indonesia 181 tahun kemudian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.