Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggundulan Guru SMPN 1 Turi, PB PGRI: Itu Melukai Hati Nurani Guru

Kompas.com - 26/02/2020, 20:55 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) bereaksi terkait penggundulan yang dilakukan terhadap 3 orang guru pembina pramuka SMP Negeri 1 Turi.

Ketiga guru pembina yang digunduli tersebut yaitu Isfan Yoppy Andrian (36), Riyanto (58) dan Danang Dewo Subroto (58), yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka atas insiden susur sungai pada Jumat (21/2/2020) yang menewaskan 10 siswanya.

Menanggapi perlakuan yang diberikan pada ketiga tenaga pendidik itu, Ketua Umum PB PGRI, Unifah Rosyidi menyebut pihaknya akan melayangkan protes secara langsung pada Polri.

"PGRI sangat kecewa dan menyesalkan dan meminta institusi Polri untuk memberikan sanksi kepada siapapun yang tidak berlaku sesuai ketentuan," kata dia saat dihubungi Kompas.com Rabu (26/2/2020).

Selain protes secara lisan, pihak PGRI berencana mendatangi Kepolisian secara langsung dengan membawa serta pengacara terkait penggundulan guru tersebut.

"Sebenarnya kita sudah mencoba menghubungi berbagai pihak yang kita kenal untuk melayangkan protes. Tapi besok kita akan datang sendiri untuk memprotes hal ini, dengan pengacara," ujar Unifah.

Baca juga: Siswa SMPN 1 Turi Hanyut saat Susur Sungai, Bagaimana Cara Pertolongan Pertama pada Korban Tenggelam?

Dinilai melukai hati guru

Penggundulan yang dilakukan terhadap ketiga guru yang menjadi pembina pramuka di SMP Negeri 1 Turi menurutnya dinilai tidak sepantasnya dilakukan.

Tindakan tersebut dinilai melukai hati guru di seluruh Indonesia.

"Memperlakukan guru dengan menggunduli, membiarkan telanjang kaki, dan memperlakukan seperti residivis itu melukai hati nurani guru seluruh Indonesia," tuturnya.

Unifah menyebut, meskipun ketiganya telah melakukan kelalaian atau kesalahan, menurutnya ada proses hukum yang siap untuk diterima sebagai konsekuensinya.

"Kegiatan tersebut ada kelalaian, itu pasti. Dan kami mengikuti proses hukum, tetapi proses hukum itu ada protap dan ada etikanya," sebutnya.

Terkait protes tersebut, ia mengatakan bukan berarti PGRI tidak berempati terhadap keluarga korban dalam insiden susur sungai pekan lalu.

"Kita harus jaga rasa empati dari keluarga, kita juga harus menjaga kehormatan guru, karena guru itu tidak sengaja untuk melakukan ini," kata Unifah.

Baca juga: Hilangkan Trauma, Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi Mendapat Pendampingan Psikologi

Minta penangguhan penahanan

Selain akan melayangkan protes, PB PGRI juga akan meminta penangguhan penahanan terhadap ketiga tersangka.

Bahkan Unifah menyebut ia akan menjaminkan dirinya untuk penangguhan ini.

"Besok kita pertama akan memberikan pendampingan. Kedua kami akan melakukan protes keras dan mohon penangguhan penahanan. Saya yang akan menjamin, saya sebagai ketua umum akan menjaminkan itu," tegas Unifah.

Upaya yang dilakukan PB PGRI ini menurutnya untuk mengembalikan kepercayaan diri dan moral para guru secara umum yang dinilai ikut mendapatkan dampak stigma buruk. 

"Orang sudah terlanjur memberikan stigmatisasi yang luar biasa kepada guru-guru ini, dan itu meruntuhkan moral guru secara umum, dan itu berbahaya," ujarnya.

Unifah menyatakan bahwa PGRI akan memberikan pendampingan hukum secara penuh pada ketiga guru SMP Negeri 1 Turi.

Hal itu karena guru-guru tersebut melakukan tugas tambahannya sebagai pembina pramuka. Kegiatan itu pun bukan sesuatu yang diada-ada melainkan sudah memiliki ketetapan dan aturan tersendiri.

Baca juga: Mengenal Kegiatan Susur Sungai: Tujuan, Manfaat dan Persiapannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com