Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

977 Kasus Positif, Kenapa Infeksi Virus Corona di Korea Selatan Meningkat Cepat?

Kompas.com - 25/02/2020, 18:00 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Sumber BBC

Menyembunyikan keanggotaan di Gereja Shincheonji ini biasa karena mereka bukanlah kelompok populer di Korea Selatan.

Mereka juga melihat penyakit sebagai kelemahan.

Hal ini membuat melacak mereka yang telah terinfeksi terbukti sulit. Otoritas kesehatan masih belum bisa melacak beberapa pengunjung gereja. 

Baca juga: Kepada Menlu, WHO Minta Indonesia Terus Siaga dengan Sebaran Virus Corona

Kelompok itu sendiri mengatakan mereka sepenuhnya bekerja sama dengan pihak berwenang bahwa telah menyerahkan daftar anggotanya.

Namun pada Selasa (25/2/2020), para pejabat masuk ke salah satu kantor gereja setelah menemukan beberapa nama tidak dimasukkan dalam daftar.

Di antara masyarakat umum, muncul banyak kemarahan dan kesalahan yang diarahkan pada kelompok tersebut. Bahkan, ratusan ribu orang telah menyerukan pembubaran Gereja Yesus Shincheonji.

Lebih dari 552.000 orang telah menandatangani petisi online sejak Sabtu setelah diajukan di situs website kantor presiden Cheong Wa-dae.

"Shincheonji berkontribusi signifikan terhadap peningkatan tajam dalam jumlah pasien di Korea," ujar divisi penyakit menular di Korea University College of Medicine Won Suk-choi.

Kendati begitu, ia juga memperingatkan bahwa situasi yang dialami Korea saat ini dapat terjadi di mana saja di dunia.

Baca juga: Warga Jepang yang Positif Virus Corona Pernah Menginap di Denpasar

Bagaimana reaksi orang Korea Selatan?

Muncul ketakutan di Korea Selatan, terutama bagi orang-orang lanjut usia.

Namun, ada juga penerimaan dan banyak warga Korea Selatan percaya bahwa negaranya telah siap mengatasi wabah ini.

Tenaga medis dan rumah sakit telah siaga selama berminggu-minggu.

Ada briefing dari Pusat Pengendalian Penyakit dua kali sehari di mana para ahli telah memetakan sumber setiap infeksi.

Terdapat juga pesan teks yang memberi tahu warga tentang kasus-kasus yang dikonfirmasi di daerah mereka dan menginformasikan kapan dan di mana mereka berada.

Tidak seperti Hong Kong atau Singapura, sangat sedikit warga Korea Selatan membeli persediaan karena panik.

Namun, ketika toko-toko di Daegu mengumumkan bahwa mereka memiliki persediaan masker, ribuan orang mengantri berjam-jam dengan harapan bisa mendapatkannya.

Baca juga: Jokowi Minta Perbanyak Acara di Daerah Wisata yang Terdampak Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com