Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Asal Hubei Berjuang dan Kembali Menata Hidup Pasca-Wabah Corona...

Kompas.com - 25/02/2020, 06:43 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Ia khawatir baru bisa mendapatkan pekerjaan dalam hitungan bulan.

Jadi, sehari-hari ia sibuk melihat lowongan pekerjaan secara online dan memantau berita perkembangam virus.

Frustrasi dengan apa yang dialaminya, Wang menulis sebuah puisi di laman media sosial miliknya.

Puisi itu menceritakan bagaimana rasanya terisolasi dan stres yang dialaminya.

Ia pun mengkritik pemerintah lokal yang dinilainya tidak berbuat banyak untuk menolong nasib para pekerja.

"Kamu menderita kesendirian, seorang diri. Tetapi kamu masih mengalami diskriminasi. Departemen Tenaga Kerja sekarang diam. Dan saya sendirian di Shenzhen," tulis Wang.

Di negara dengan penduduk terbanyak di dunia itu, setidaknya terdapat sekitar 300 juta warga perantau di pinggiran kota.

Baca juga: Bisa Menularkan Virus Corona, China Kembali Karantina Pasien Sembuh COVID-19

Kisah Liu Wen, Yang, dan Huang

Kisah lain datang dari Liu Wen (42), seorang buruh pabrik di Zhengzhou.

Ia bersama suami dan kedua anaknya diusir dari apartemennya sehingga terpaksa menyewa kamar hotel.

Pengusiran itu terjadi akibat ia melakukan kunjungan ke kampung halaman sang suami di Guangdong. Ini menyebabkan sang pemilik apartemen khawatir ada virus yang dibawa.

"Kami telah banyak berjuang. Sekarang kami sudah kehilangan harapan," ujar Liu. 

 

Lain lagi dengan Yang Chengjun (58), seorang tukang kayu dari bagian timur laut China.

Ia dan putranya saat ini mengandalkan hidup dari hasil bumi yang ia tanam, seperti padi dan sayur-sayuran.

Semua ini dilakukan untuk bisa bertahan hidup. Yang juga khawatir dalam waktu dekat keluarganya akan kehabisan uang.

"Tekanan bagi pekerja migran begitu tinggi, dan epidemi ini menambah sulit semuanya," ujar Yang.

Baca juga: Turun di China, Kasus Virus Corona Melonjak di Korea Selatan, Jepang dan Italia, Ini Datanya..

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com