Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pentingnya Periksa Kesehatan ke Dokter, Bukan "Self Diagnose"

Kompas.com - 20/02/2020, 17:26 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi sebagian orang yang memiliki masalah pada kesehatan tubuh, seperti munculnya ruam di wajah atau leher atau kedua mata Anda berwarna merah merupakan hal yang perlu segera dituntaskan.

Sebab, dengan kondisi tubuh yang tidak fit akan menghambat kita melakukan segala sesuatu dengan baik.

Namun, beberapa orang mengobati masalah kesehatan dengan memilih mencarinya sendiri di internet dan saling mencocokan dengan gajala yang dialami tanpa perlu konsultasi ke dokter (self diagnose).

Dokter ahli gizi DR. dr. Tan Shot Yen mengungkapkan, self diagnose merupakan suatu tindakan yang salah kaprah.

"Mendiagnosis diri sendiri dengan bantuan Google dan YouTube, membuat publik kacau dan berisiko. Apalagi ke lab tanpa disertai pengantar dokter, lalu kalau keluar hasilnya nanti beli obat sendiri ke apotek, itu salah kaprah," ujar Tan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/2/2020).

Menurutnya, jika tindakan tersebut terlanjur sering dilakukan atau dijadikan kebiasaan maka akan muncul masalah baru.

Baca juga: Sering Susah Tidur, Ini 5 Tips Tidur Berkualitas

Lantas, apa bedanya dokter mendiagnosis dengan awam mendiagnosis sendiri?

Tan menjelaskan, dokter memiliki lima skill atau kemampuan yang mustahil diperingkas pasien dengan membaca Google atau menonton YouTube saja.

1. Dokter mengerjakan investigasi bernama anamnesa

Pada tahap awal ini, dokter akan mengurutkan kejadian penyakit yang sekarang, masa lalu, histori penyakit keluarga, episode kekambuhan, lingkungan tempat tinggal, dan kebiasaan sehari-hari mulai dari kebiasaan pola makan, kebersihan, dan sederet pertanyaan spesifik kepada pasien.

Kemudian, jika pasien memiliki masalah reproduksi, maka semua yang berhubungan dengan urusan organ dan aktivitas reproduksi yang menjadi telaah utama.

Lain halnya jika pasien mengalami keluhan atau masalah pencernaan dan buang air, maka semua yang berhubungan dengan hal itu lebih utama untuk ditanyakan.

2. Dokter punya standar prosedur pemeriksaan fisik

Yang menjadi pembeda antara diagnosis dokter dengan diagnosis orang awam, yakni dokter memiliki standar prosedur pemeriksaan fidik.

Standar prosedur pemeriksaan fisik inilah yang menjadi pembeda, apakah penyakit sudah dimulai sejak observasi-inspeksi (dilihat tampak luarnya), dan palpasi (hasil perabaan).

"Dalam palpasi, dokter bisa membedakan benjolan berbatas rata atau tidak bukan sekadar kenyal atau padat," ujar Tan.

Prosedur selanjutnya, yakni perkusi (diketuk), jadi pembengkakan isi cairan berbeda dengan kembung isi udara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com