Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Ahli soal Gedung Mal di Jogja yang Ikut "Bergoyang" Saat Konser

Kompas.com - 18/02/2020, 10:02 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah acara konser di salah satu mal di Jogja mendadak viral setelah salah seorang penonton menyebut gedung ikut "bergoyang" saat konser berlangsung.

Adinda Titan, warganet yang mengunggah cerita itu mengatakan, gedung tersebut sudah mulai goyang sejak penampilan bintang tamu yang pertama.

Karena merasa takut, Adinda bersama temannya pun memutuskan untuk menepi dan keluar berisan dari lokasi.

Bagaimana penjelasan ahli?

Baca juga: Viral Gedung Mal di Jogja Disebut Ikut Bergoyang Saat Konser, Ini Penjelasannya

Syarat bangunan

Dosen Teknik Sipil Universitas Diponegoro Asri Nurdiana mengatakan, syarat sebuah bangunan adalah harus kaku dan kuat.

Menurutnya, bangunan bisa saja tidak kaku, baik itu terbuat dari baja atau beton, tergantung dari desain atau perhitungan bangunan.

Asri mengatakan, pemilihan struktur baja pada bangunan biasanya didasari atas pertimbangan waktu pembangunan yang cepat dan mudah dibongkar pasang.

"Melihat kasus ini, kesimpulan sementara bangunan ini tidak kaku, tetapi kuat. Dikatakan kuat karena bisa menahan beban sampai saat ini," kata Asri kepada Kompas.com, Senin (17/2/2020).

Ia menjelaskan, ada kemungkinan juga bahwa bangunan tersebut memang didesain flexible.

Baca juga: Viral, Gresik Pasang Stiker Jalan Berlubang 3D, Ini Penjelasannya...

Sebab, wilayah Yogyakarta berada di wilayah gempa sehingga diharapkan dengan desain itu bangunan akan bereaksi sesuai kaidah teknis jika terjadi gempa.

Kedua kemungkinan tersebut ditambah dengan adanya beban penonton saat konser.

"Dengan beban penonton saat konser, saya rasa pada dua kemungkinan di atas, akan menyebabkan perilaku struktur bangunan bergoyang," kata Asri.

Terkait lokasi konser yang berada di atas atrium, Asri menganggap hal itu tidak banyak berpengaruh.

Menurutnya, jika perhitungan desainnya betul, penghilangan beberapa kolom bukan menjadi masalah yang berarti.

"Kalau perhitungan desainnya betul, saya rasa seharusnya dengan menghilangkan beberapa kolom, tidak masalah," jelasnya.

Sebelumnya, Public Relations Sleman City Hall (SCH) Tika Sari mengatakan, gedung yang bergoyang itu merupakan hal yang wajar.

"Untuk perasaan gedung bergoyang itu sebenernya gini, ibaratnya sama dengan jembatan layang yang terkadang masih terasa juga getaran atau goyangan," kata Tika kepada Kompas.com, Minggu (16/2/2020).

Menurut Tika, gedung SCH memakai pelat baja dan telah memperhitungkan hal-hal semacam itu. Daya lenting dari baja itu sendiri ringan, kuat dan lentur. Karenanya, ia meminta agar masyarakat tak perlu khawatir dari sisi gedung.

Baca juga: Viral Bocah Pakai Jersey Persija Disebut Diikat di Pagar Saat Laga Persebaya Vs Madura United

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com