Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Gunung Kelud Meletus, Lumpuhkan Sejumlah Kota

Kompas.com - 13/02/2020, 06:33 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 6 tahun lalu, tepatnya 13 Februari 2014, Gunung Kelud yang berada di perbatasan Kediri-Blitar-Malang, Jawa Timur meletus.

Gunung Kelud meletus pada malam hari. Suara dentumannya bahkan sampai terdengar hingga Yogyakarta.

Tak hanya itu, abu vulkanik juga menyelimuti langit di sejumlah kota di empat provinsi.

Selain membuat gelap, abu vulkanik juga menyebabkan jalan licin sehingga melumpuhkan aktivitas di sejumlah kota.

Diberitakan Harian Kompas, 14 Februari 2014, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana saat itu, Sutopo Purwo Nugroho, menjelaskan, erupsi Gunung Kelud pukul 22.50 WIB.

Pada pukul 23.30 WIB, awan panas mencapai ketinggian 17 kilometer.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menganalisis, abu dan pasir pada lapisan 1.500 meter terbawa ke arah timur laut, sedangkan pada lapisan 5.000 meter ke arah barat laut, dan pada ketinggian 9.000 meter ke arah barat.

Akibat peristiwa ini, empat orang meninggal dunia dan ratusan ribu orang mengungsi.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Meteorit Sikhote-Alin Jatuh di Siberia, Rusia

Peningkatan aktivitas

Aktivitas Gunung Kelud telah menunjukkan peningkatan dalam beberapa hari sebelum terjadi letusan.

Status Gunung Kelud pun ditingkatkan menjadi Siaga.

Harian Kompas, 12 Februari 2014, memberitakan, satu hari sebelum gunung meletus, mulai pukul 00.00 hingga pukul 06.00 terjadi 43 gempa vulkanik dalam dan 149 gempa vulkanik dangkal. Suhu air kawah juga terdeteksi 56,9 derajat celsius.

Dengan kondisi demikian, persiapan menghadapi erupsi telah dilakukan oleh sejumlah pihak terkait.

Pihak satuan pelaksana penanganan bencana setempat bersama kecamatan telah menentukan titik-titik lokasi kumpul evakuasi di setiap RT.

Tidak hanya tempat pengungsian, sarana pendukung pengungsi juga mulai tampak.

Mobil tangki air milik Palang Merah Indonesia, misalnya, terlihat siap di beberapa lokasi di lereng Kelud.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Whitney Houston Meninggal Dunia karena Tenggelam di Bak Mandi

Kondisi pasca-erupsi di sejumlah kota

Dampak dari letusan Gunung Kelud, kegiatan warga di Kota Solo dan sekitarnya terganggu. Jalan raya terlihat lebih lengang dari biasanya.

Jarak pandang di jalan raya hanya 50-100 meter, bahkan kadang hanya 10 meter.

Hingga kira-kira pukul 10.00 WIB, hujan abu masih turun di wilayah Solo, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Karanganyar, dan Sragen.

Pertokoan di wilayah DI Yogyakarta, terutama di Kabupaten Sleman, Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta, hampir semua tutup.

Demikian pula pedagang kaki lima mulai dari kampung hingga jalan protokol, seperti di Jalan Malioboro dan Jalan Solo, semuanya tak berdagang.

"Ini jauh lebih parah daripada letusan Merapi dulu," kata Aris (45), warga Jalan Bantul, dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 15 Februari 2014.

Di wilayah Banyumas, abu yang turun bersama hujan menyebabkan air hujan menjadi keruh.

Sementara itu, kepanikan melanda warga Kebumen, Jawa Tengah yang berjarak 400 km dari Gunung Kelud. Abu vulkanik turun lebih cepat, pukul 06.00.

Puluhan sepeda motor tergelincir pagi itu karena jalanan licin tertutup abu vulkanik.

"Saya kaget. Apalagi suasana gelap sekali meski sudah pukul 06.00. Motor saya terpeleset, menabrak trotoar," kata Widodo Nugroho (37), pedagang di Pasar Kebumen.

Bahkan, hujan abu juga sampai dirasakan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang berjarak 700 kilometer dari Gunung Kelud.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Mike Tyson Divonis Bersalah dalam Kasus Pemerkosaan

Penutupan 7 bandara

Selain melumpuhkan sejumlah kota, letusan Gunung Kelud juga memaksa penutupan tujuh bandara selama dua hari.

Ketujuh bandara yang ditutup adalah Bandara Adisutjipto (Yogyakarta), Bandara Adi Soemarmo
(Solo), Bandara Juanda (Surabaya), Bandara Abdul Rahman Saleh (Malang), Bandara Ahmad Yani (Semarang), Bandara Tunggul Wulung (Cilacap), dan Bandara Husein Sastranegara (Bandung).

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan saat itu, Bambang S Ervan mengatakan, penutupan ini dilakukan karena faktor keamanan mengingat jarak pandang yang sangat pendek. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com