Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

54 Hoaks tentang Virus Corona yang Ditemukan Kominfo

Kompas.com - 03/02/2020, 14:59 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak merebak di awal tahun 2020, virus corona yang berpusat di Wuhan, Provinsi Hubei, China telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat dunia.

Keresahan itu beralasan, karena persebaran virus ini begitu cepat. Setidaknya, hingga hari ini sudah 25 negara mengkonfirmasi adanya temuan infeksi virus 2019-nCoV di wilayahnya.

Berbagai berita dan rumor terkait virus corona juga merebak di Indonesia. Beberapa di antaranya berupa kabar yang belum terverifikasi sumbernya. 

Berdasarkan keterangan resmi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Senin (3/2/2020), hingga kini sudah beredar 54 informasi hoaks soal virus corona di media sosial dan aplikasi perpesanan di Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, dalam konferensi pers hari ini yang membahas soal virus corona menyatakan jenis-jenis hoaks yang sejauh ini tersebar.

"Hasil pantauan Tim AIS (Automatic Identification System) Kementerian Kominfo ada 54 informasi hoaks. isinya beragam, mulai dari soal sumber penyebaran, ada kabar pasien di rumah sakit beberapa daerah terkena Virus Corona, hingga soal pencegahan dan penyembuhannya," kata Menkominfo.

Baca juga: Obat Flu dan Anti-HIV Diklaim Sembuhkan Pasien Virus Corona di Thailand

Hoaks meningkat

Persebaran hoaks ini terus mengalami peningkatan, setidaknya dalam 3 hari terakhir.

Johnny menyebut 3 hari lalu, jumlah hoaks terpantau ada di angka 36, namun hari ini sudah mencapai hampir 2 kali lipatnya, yakni 54 temuan.

Salah satu yang paling ramai diperbincangkan adalah rumor keberadaan virus corona di Gedung BRI 2, Jakarta.

Banyak juga hoaks yang menyebut temuan sejumlah pasien virus corona di rumah sakit-rumah sakit yang ada di berbagai kota.

Terkait temuan ini, Kominfo telah melakukan sejumlah langkah preventif juga penindakan untuk menghentikan persebaran hoaks di masyarakat dengan memblokir konten yang ada.

Selain itu, Kominfo juga mendorong aparat penegak hukum untuk menindak pelaku penyebaran hoaks terkait virus ini.

"Kami tak segan lakukan blokir dan mendorong penegak hukum mengambil langkah tegas," ujar Johnny.

Agar tidak semakin banyak masyarakat yang dirugikan atas persebaran hoaks, Kominfo meminta semua orang untuk lebih selektif dalam mengonsumsi informasi.

Apa lagi, jika informasi tersebut berasal dari sumber yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Baca juga: Ramai di Twitter, Ini Penjelasan Kemenkes soal Penyemprotan WNI yang Tiba di Indonesia

Cek informasi

Untuk itu, Johnny mengimbau masyarakat untuk mengakses informasi-informasi yang disediakan oleh Pemerintah, misalnya di Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri.

"Lakukan cek silang dan cari informasi dari sumber resmi Pemerintah. Kalau berkaitan dengan kesehatan, cek di kemkes.go.id, atau mengenai informasi luar negeri cek di kemlu.go.id," ucapnya.

Hingga saat ini, Indonesia masih dinyatakan steril dari virus bernama 2019-nCoV ini.

Sementara itu, penularan hanya bisa terjadi pada lingkungan terbatas. Misalnya keluarga pasien, orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien, ataupun tenaga kesehatan yang merawat mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com