Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

54 Hoaks tentang Virus Corona yang Ditemukan Kominfo

KOMPAS.com - Sejak merebak di awal tahun 2020, virus corona yang berpusat di Wuhan, Provinsi Hubei, China telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat dunia.

Keresahan itu beralasan, karena persebaran virus ini begitu cepat. Setidaknya, hingga hari ini sudah 25 negara mengkonfirmasi adanya temuan infeksi virus 2019-nCoV di wilayahnya.

Berbagai berita dan rumor terkait virus corona juga merebak di Indonesia. Beberapa di antaranya berupa kabar yang belum terverifikasi sumbernya. 

Berdasarkan keterangan resmi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Senin (3/2/2020), hingga kini sudah beredar 54 informasi hoaks soal virus corona di media sosial dan aplikasi perpesanan di Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, dalam konferensi pers hari ini yang membahas soal virus corona menyatakan jenis-jenis hoaks yang sejauh ini tersebar.

"Hasil pantauan Tim AIS (Automatic Identification System) Kementerian Kominfo ada 54 informasi hoaks. isinya beragam, mulai dari soal sumber penyebaran, ada kabar pasien di rumah sakit beberapa daerah terkena Virus Corona, hingga soal pencegahan dan penyembuhannya," kata Menkominfo.

Hoaks meningkat

Persebaran hoaks ini terus mengalami peningkatan, setidaknya dalam 3 hari terakhir.

Johnny menyebut 3 hari lalu, jumlah hoaks terpantau ada di angka 36, namun hari ini sudah mencapai hampir 2 kali lipatnya, yakni 54 temuan.

Salah satu yang paling ramai diperbincangkan adalah rumor keberadaan virus corona di Gedung BRI 2, Jakarta.

Banyak juga hoaks yang menyebut temuan sejumlah pasien virus corona di rumah sakit-rumah sakit yang ada di berbagai kota.

Terkait temuan ini, Kominfo telah melakukan sejumlah langkah preventif juga penindakan untuk menghentikan persebaran hoaks di masyarakat dengan memblokir konten yang ada.

Selain itu, Kominfo juga mendorong aparat penegak hukum untuk menindak pelaku penyebaran hoaks terkait virus ini.

"Kami tak segan lakukan blokir dan mendorong penegak hukum mengambil langkah tegas," ujar Johnny.

Agar tidak semakin banyak masyarakat yang dirugikan atas persebaran hoaks, Kominfo meminta semua orang untuk lebih selektif dalam mengonsumsi informasi.

Apa lagi, jika informasi tersebut berasal dari sumber yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Cek informasi

Untuk itu, Johnny mengimbau masyarakat untuk mengakses informasi-informasi yang disediakan oleh Pemerintah, misalnya di Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri.

"Lakukan cek silang dan cari informasi dari sumber resmi Pemerintah. Kalau berkaitan dengan kesehatan, cek di kemkes.go.id, atau mengenai informasi luar negeri cek di kemlu.go.id," ucapnya.

Hingga saat ini, Indonesia masih dinyatakan steril dari virus bernama 2019-nCoV ini.

Sementara itu, penularan hanya bisa terjadi pada lingkungan terbatas. Misalnya keluarga pasien, orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien, ataupun tenaga kesehatan yang merawat mereka.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/03/145900065/54-hoaks-tentang-virus-corona-yang-ditemukan-kominfo

Terkini Lainnya

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke