Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Misterius Baru Merebak di China, Diperkirakan Infeksi 1.700 Orang

Kompas.com - 18/01/2020, 18:25 WIB
Nur Rohmi Aida,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com – China tengah dihebohkan dengan kemunculan virus baru yang cukup misterius.

Melansir dari BBC, para ilmuwan Inggris memperkirakan jumlah orang yang terinfeksi mendekati 1.700 kasus. Jumlah tersebut lebih besar dari angka resmi yang dikonfirmasi yakni hanya berkisar 45 kasus.

Kemunculan virus yang awalnya di Kota Wuhan itu telah menyebabkan dua orang meninggal.

“Secara substansial, saya jauh lebih khawatir dibandingkan seminggu lalu,” kata Ilmuwan Wabah dan Penyakit Prof Neil Ferguson.

Ferguson merupakan peneliti yang tergabung dalam Pusat Analis Penyakit Menular Global MRC di Imperial College London.

Pusat penelitian tersebut merupakan tempat penelitian yang kerap memberikan saran kepada badan-badan pemerintah Inggris termasuk WHO.

Beredarnya masalah virus misteius ini, Singapura dan Hongkong telah menyaring penumpang pesawat dari Wuhan. Bahkan AS pun melakukan hal serupa.

Baca juga: Virus Misterius China Belum Ada Pencegahannya, Ini Saran Dokter

Berpusat di Wuhan

Wabah virus tersebut berpusat di Kota Wuhan China Tengah. Namun terdapat pula dua kasus di Thailand dan satu di Jepang.

“Wuhan telah mengekspor tiga kasus ke negara lain dan itu menyiratkan akan ada lebih banyak kasus daripada yang telah dilaporkan,” kata Prof Ferguson.

Ia mengatakan, tak mungkin bisa mendapatkan angka pastinya. Namun, dengan pola wabah yang didasarkan pada virus, populasi lokal dan data penerbangan bisa memberikan gambaran jumlah orang terjangkit virus tersebut.

Perhitungan terperinci menunjukkan adanya 1.700 kasus.

Ferguson menyebut, terlalu dini untuk bersikap waspada. Akan tetapi ia jauh lebih khawatir dibandingkan seminggu lalu.

Namun Ferguson berpendapat orang-orang harus mulai mempertimbangkan kemungkinan penularan substansial dari manusia ke manusia secara lebih serius.

“ Saya rasa tidak mungkin, mengingat yang kita ketahui tentang virus corona, paparan hewan menjadi penyebab utama dari sejumlah infeksi pada manusia,” kata dia.

Sementara itu, pejabat China mengatakan penyebaran virus bukanlah dari orang ke orang.

Mereka mengatakan penyebaran itu melalui spesies hewan yang terinfeksi di pasar makanan laut dan kebun binatang di Wuhan.

Saat ini, Bandara Internasional Wuhan melayani populasi 19 juta orang tapi hanya 3.400 hari perjalanan internasional.

Baca juga: 2 Orang di China Meninggal akibat Virus Misterius Mirip SARS

Virus Corona

Sampel virus yang telah diselidiki adalah virus corona.

Corona virus sendiri saat ini hanya enam yang diketahui menginfeksi orang, namun dengan kasus baru ini kemungkinan akan menjadi tujuh.

Dalam dampak yang ringan, corona virus menyebabkan pilek tapi yang parah bisa menyebabkan Sindrom Pernafasan Akut (SARS).

Analis pada kode genetik virus baru ini menunjukkan virus yang tengah merebak lebih mirip dengan SARS dibanding virus corona lain.

SARS sendiri telah menewaskan 774 dari 8.098 orang pada wabah yang merebak tahun 2002.

Virus ini menyebabkan pneumonia pada beberapa pasien dan berakibat fatal pada dua diantaranya.

Direktur Badan Amal Penelitian Medis Wellcome, Dr. Jeremy Ferrar mengatakan, terdapat tingkat penularan virus ini dari orang ke orang.

"Kami mulai mendengar lebih banyak kasus di China dan negara-negara lain dan kemungkinan, seperti yang ditunjukkan oleh pemodelan ini, bahwa akan ada lebih banyak kasus, di sejumlah negara," kata dia. 

 Baca juga: Virus Mematikan Asal China Menyebar ke Negara Lain, Seberapa Perlu Kita Khawatir?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com