Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Taal di Filipina, Salah Satu Gunung Berapi Terendah di Dunia

Kompas.com - 13/01/2020, 16:22 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Taal di Filipina yang meletus pada Senin (13/1/2020) pagi mengundang banyak perhatian dunia.

Selain tipe letusan eksplosif yang disebut bisa berpotensi tsunami, proses letusan yang terekam mengeluarkan kilatan cahaya juga menjadi hal yang banyak menimbulkan pertanyaan masyarakat.

Gunung Taal termasuk gunung berapi terendah di dunia. Ketinggianya hanya 311 meter. Bandingkan misalnya dengan Gunung Merapi di DIY dan Jawa Tengah yang memiliki ketinggian 2.930 meter. 

Daratan yang merupakan Gunung Taal terdiri dari 47 yang telah teridentifikasi, 26 di antaranya berjenis Tufa, 5 Cinder, dan 4 Maars. 

Dilihat dari lokasinya, Gunung Taal terletak di tengah danau yang ada di
Provinsi Batangas, selatan Pulau Luzon. Kedalaman maksimum danau yang mengelilingi Gunung Taal adalah 160 meter.

Sebagaimana gunung berapi lainnya, gunung dengan kaldera bernama Talisay ini juga memiliki lubang kawah di bagian tengahnya.

Baca juga: Video Pesawat Terdampak Abu Vulkanik Gunung Taal di Bandara Ninoy Aquino

Lokasi Gunung Taal jika dilihat dari Google MapsGoogle Maps Lokasi Gunung Taal jika dilihat dari Google Maps

Taal merupakan salah satu gunung berapi paling aktif dan berbahaya di Filipina. Berdasarkan informasi dari Reuters gunung di wilayah perairan ini telah meletus lebih dari 30 kali dalam 5 abad terakhir.

Sebelum letusan tahun ini, Taal tercatat terakhir meletus pada tahun 1977. Sementara pada letusan tahun 1911, korban nyawa yang jatuh mencapai 1.500 jiwa.

Peningkatan aktivitas seismik di bawah Taal tercatat pada November 2006, sementara peningkatan mata air panas di kawah Taal terjadi pada April 2007.

Secara geografis, Filipina terletak di wilayah Cincin Api Pasifik yang mengelilingi Samudera Pasifik, sehingga memiliki gunung-gunung berapi dan rentan terhadap gempa bumi.

Taal adalah bagian dari deretan gunung berapi di sepanjang sisi barat Pulau Luzon yang dibentuk oleh subduksi Lempeng Eurasia di bawah Sabuk Bergerak Filipina.

Kaldera gunung ini memiliki luas 25–30 km (16–19 mil) sebagai akibat dari letusan eksplosif yang pernah terjadi sebelumnya. 

Baca juga: Gunung Taal di Filipina Meletus, #PrayForPhilippines Jadi Trending di Twitter

Pulau di tengah kaldera

Di tengah kawah kaldera terdapat sebuah pulau kecil berbatu yang kemudian disebut sebagai Vulcan Point.

Volcan Point disebut sebagai pulau terbesar ketiga di dunia yang terletak di dalam kawah yang ada di tengah danau di sebuah pulau yang ukuran lebih besar.

Dikutip dari Vulcano Discovery, Taal disebut memiliki pemandangan yang begitu indah, dengan landskap danau yang mengelilinginya.

Namun, karena berbahaya dan merupakan daerah dengan risiko tinggi, kawasan ini dilarang untuk dijadikan kawasan pemukiman permanen oleh Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs).

Kawasan itu pun ditetapkan sebagau Zona Bahaya Permanen atau Permanent Dangerous Zone (PDZ).

Akan tetapi, sejumlah keluarga miskin yang ada di Luzon nekat mempertaruhkan hidup mereka dengan mencari ikan dan bercocok tanam di sekitar tanah vulkanik yang subur.

Baca juga: Viral Erupsi Gunung Taal Filipina Disertai Petir, Kenapa Bisa Terjadi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com