Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan juga pernah berkomentar bahwa negara China banyak berinvestasi di Indonesia.
Bahkan, saat Luhut bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, pada awal bulan November 2019 lalu, menurutnya China berkomitmen menjadi investor terbesar di Indonesia.
Luhut mengatakan, investasi yang ditanamkan Singapura ke RI juga ternyata banyak dari China sehingga secara tidak langsung China memiliki investasi yang cukup besar di Indonesia.
"Tapi dana China banyak juga masuk dari Singapura. Jadi, saya rasa tetap China investor terbanyak ke Indonesia," kata Luhut dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 10 Desember 2019.
Baca juga: Kapal Asing Terobos Natuna, TNI Kerahkan Pasukan hingga Alutsista
Selain berinvestasi, China juga banyak mendanai proyek infrastruktur di Indonesia.
Salah satunya proyek Bendungan Pelosika di Sulawesi Tenggara yang melibatkan pemerintah China.
Pemerintah China memberikan dana hibah sebesar 28,19 juta RMB Yuan atau sekitar Rp 56,1 miliar.
Sementara konstruksi Bendungan Pelosika dijadwalkan untuk dimulai pada 2020.
Mengutip dari pemberitaan Kontan, 9 April 2019, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menyepakati enam proyek dalam program Global Maritime Fulcrum-Belt and Road Initiative (BRI)B alias jalur sutera modern.
Enam proyek tersebut adalah Kawasan Industri Kuala Tanjung (Sumatera Utara), Pelabuhan Kuala Tanjung, Kawasan Industri Kualanamu, proyek energi bersih Sungai Kayan (Kalimantan Utara), Kura-kura Island Tech Park (Bali) dan program peremajaan perkebunan kelapa sawit.
Total nilai enam proyek tersebut mencapai 5 hingga 6 miliar dollar AS atau Rp 70 hingga 84 triliun (kurs Rp 14.000).
Baca juga: Jaga Kedaulatan Wilayah, TNI Siaga Tempur di Natuna
Selain itu, salah satu proyek infrastruktur yang digarap oleh pemerintah China dan Indonesia adalah Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
Proyek ini digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia China.
PT KCIC merupakan konsorsium BUMN, PT Pilar Sinergi BUMNB dengan porsi kepemilikan saham 60 persen, dan konsorsium China Beijing Yawan HSR Co. Ltd, dengan porsi 40 persen.
Sementara PT Pilar Sinergi BUMN terdiri dari gabungan BUMN meliputi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebagai pemimpin proyek.
Anggotanya antara lain PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero), serta PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Sedangkan Beijing Yawan HSR Co Ltd terdiri dari China Railway International Co Ltd, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, dan China Railway Signal and Communication Corp.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.