Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laut Natuna Kembali Jadi Sengketa, Berapa Nilai Proyek China di Indonesia?

Kompas.com - 04/01/2020, 21:09 WIB
Virdita Rizki Ratriani

Penulis

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan juga pernah berkomentar bahwa negara China banyak berinvestasi di Indonesia.

Bahkan, saat Luhut bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, pada awal bulan November 2019 lalu, menurutnya China berkomitmen menjadi investor terbesar di Indonesia.

Luhut mengatakan, investasi yang ditanamkan Singapura ke RI juga ternyata banyak dari China sehingga secara tidak langsung China memiliki investasi yang cukup besar di Indonesia.

"Tapi dana China banyak juga masuk dari Singapura. Jadi, saya rasa tetap China investor terbanyak ke Indonesia," kata Luhut dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 10 Desember 2019.

Baca juga: Kapal Asing Terobos Natuna, TNI Kerahkan Pasukan hingga Alutsista

Proyek China di Indonesia

Selain berinvestasi, China juga banyak mendanai proyek infrastruktur di Indonesia.

Salah satunya proyek Bendungan Pelosika di Sulawesi Tenggara yang melibatkan pemerintah China.

Pemerintah China memberikan dana hibah sebesar 28,19 juta RMB Yuan atau sekitar Rp 56,1 miliar.

Sementara konstruksi Bendungan Pelosika dijadwalkan untuk dimulai pada 2020.

Mengutip dari pemberitaan Kontan, 9 April 2019, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menyepakati enam proyek dalam program Global Maritime Fulcrum-Belt and Road Initiative (BRI)B alias jalur sutera modern.

Enam proyek tersebut adalah Kawasan Industri Kuala Tanjung (Sumatera Utara), Pelabuhan Kuala Tanjung, Kawasan Industri Kualanamu, proyek energi bersih Sungai Kayan (Kalimantan Utara), Kura-kura Island Tech Park (Bali) dan program peremajaan perkebunan kelapa sawit.

Total nilai enam proyek tersebut mencapai 5 hingga 6 miliar dollar AS atau Rp 70 hingga 84 triliun (kurs Rp 14.000). 

Baca juga: Jaga Kedaulatan Wilayah, TNI Siaga Tempur di Natuna

Selain itu, salah satu proyek infrastruktur yang digarap oleh pemerintah China dan Indonesia adalah Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Proyek ini digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia China.

PT KCIC merupakan konsorsium BUMN, PT Pilar Sinergi BUMNB dengan porsi kepemilikan saham 60 persen, dan konsorsium China Beijing Yawan HSR Co. Ltd, dengan porsi 40 persen.

Sementara PT Pilar Sinergi BUMN terdiri dari gabungan BUMN meliputi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebagai pemimpin proyek.

Anggotanya antara lain PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero), serta PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Sedangkan Beijing Yawan HSR Co Ltd terdiri dari China Railway International Co Ltd, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, dan China Railway Signal and Communication Corp.

Baca juga: Mengenal Kabupaten Natuna, Ada di Jalur Pelayaran Internasional dengan Wilayah Lautan Seluas 98,84 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

Tren
Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Tren
10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

Tren
Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com