Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Video Anak Alami Kekerasan, Dipukul dan Diikat di Jendela

Kompas.com - 03/01/2020, 18:35 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Video seorang pria yang sedang berbicara dan melakukan tindakan kekerasan terhadap seorang anak beredar luas di aplikasi pesan WhatsApp pada Jumat (3/1/2020).

Dalam video, pria tersebut menggantung si anak di jendela dengan posisi tubuh terbalik dan tubuh anak tersebut dipukul berkali-kali oleh pria tersebut.

Sejumlah orang yang menerima video tersebut menduga bahwa kejadian kekerasan itu terjadi di Indonesia.

Narasi yang beredar:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, video anak yang diikat dan tergantung di jendela tersebut beredar luas di aplikasi pesan WhatsApp pada pekan ini.

Dalam video berdurasi 2 menit 21 detik itu memperlihatkan seorang pria yang diduga merupakan ayah dari si anak melakukan tindakan kekerasan terhadap tubuh si anak.

Tidak hanya melakukan tindak kekerasan, pria tersebut juga memarahi si anak dengan nada tinggi.

Namun, tidak diketahui apa yang diucapkan oleh pria tersebut.

Akibatnya, si anak menangis dan hanya pasrah atas pemukulan yang terus dilakukan pria tersebut ke arah wajah dan badan anak.

Selain itu, video juga dibubuhi keterangan "viralkan biar tertangkap" di sepanjang video.

Baca juga: Viral Pria Terobos Penjagaan dan Tantang Anggota Polisi di Mapolda NTB

Dengan keterangan yang ada, benarkah aksi tersebut terjadi di Indonesia?

Penjelasan KPAI:

Atas beredarnya video tersebut, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto menjelaskan bahwa kejadian yang terekam dalam video viral tersebut bukan terjadi di Indonesia.

Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan penelusuran bersama tim siber Polda Metro Jaya.

"Hasil pendalaman yang dilakukan tim siber Polda Metro Jaya, kejadian tersebut bukan di indonesia, tapi di Filipina," ujar Susanto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/1/2020).

Terkait peredaran video tersebut, Susanto mengungkapkan banyak menerima pengaduan dari masyarakat.

"Banyak sekali masyarakat mengadu ke KPAI terkait beredarnya video tersebut. Sebenarnya sudah terklarifikasi tahun lalu, namun saat ini video itu viral kembali," terang dia.

Selain itu, Susanto mengungkapkan bahwa pelaku penganiayaan bernama Myraflor Flores Basbas, warga di Iloilo, Filipina, yang juga merupakan ayah dari anak yang ada dalam video.

Diketahui, Myraflor telah ditangkap oleh Kepolisian Santa Rosa Police, Philippine National Police (PNP) pada tanggal 27 Desember 2018 lalu.

Pihak Kepolisian menjelaskan, kejadian kekerasan tersebut direkam oleh Myraflor pada tanggal 18 Desember 2018.

Baca juga: Viral Diduga Bom Rakitan Palsu di Sulsel Dibuat oleh Pelajar SMP, Ini Faktanya

Kesal dengan Istri

Adapun motif penganiayaan itu dilakukan lantaran Myraflor kesal akibat bertengkar dengan istrinya.

Myraflor berharap dengan melakukan tindak kekerasan terhadap si anak, kemudian mempostingnya di media sosial membuat sang istri yang kabur dari rumah dapat mengetahuinya.

Mengenai kejadian yang dialami sang anak, KPAI mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memviralkan video kekerasan terhadap anak secara luas.

"Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak memviralkan kekerasan terhadap anak baik anak sebagai korban, saksi maupun pelaku. Karena ini perbuatan pidana, sehingga harus dicegah," ujar Susanto.

Tak hanya itu, apabila Anda mendapatkan video tersebut, Susanto mengungkapkan, agar menghindari meneruskan video tersebut ke grup lain.

"Jika mendapatkan video itu, sampaikan kepada KPAI atau ke pihak kepolisian," lanjut dia.

Baca juga: Viral Satu Keluarga Diusir Saat Berteduh di Pos Polisi, Ini Penjelasan Kepolisian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com