Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Daftar Warisan Budaya Tak Benda, Ini Sejarah Pencak Silat

Kompas.com - 13/12/2019, 12:20 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sejak zaman Majapahit

Catatan sejarah lain mengatakan, pencak silat di Jabar sebenarnya sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.

Kidung Sunda Kuna Sundayana menyebutkan, Sri Baduka Maharaja dari Kerajaan Pajajaran memamerkan seni pencak silat ketika mengiringi putrinya, Dyah Pitaloka Citaresmi, untuk dipersunting Raja Majapahit Hayam Wuruk sekitar tahun 1357.

Meski jauh sebelum abad ke-20, perguruan pencak silat tertua di Jawa Barat sendiri baru berdiri pada tahun 1909 yang benama Perguruan Panglipur, seperti dikutip dari Harian Kompas, 27 Juli 2007.

Sementara itu, nama pencak silat di berbagai daerah di Indonesia memiliki keberagaman.

Di Jawa, Bali, dan Madura, pencak silat dikenal dengan nama pencak.

Sementara di Sumatera, terutama Sumatera Barat, menyebutnya silek atau silat.

Menjelang kemerdekaan, Pemerintah Kolonial Belanda melarang masyarakat melakukan bela diri pencak silat.

Para pesilat menyiasatinya dengan menjadikan pencak silat sebagai bentuk seni tari.

Pada tahun 1948 baru dibentuk IPSI. Sejak saat itu, nama pencak silat kembali populer di Indonesia.

Kata pencak silat kini digunakan secara internasional oleh hampir seluruh negara di berbagai benua.

Puluhan negara telah memiliki perkumpulan pencak silat dan bergabung dalam perkumpulan pencak silat dunia.

Kendati sudah dilombakan di Asian Games 2018, tapi cabang olahraga pencak silat belum dilombakan di gelaran olahraga terbesar dunia, yaitu Olimpiade.

(Sumber: Harian Kompas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com