Aksi teatrikal tersebut berkisah tentang perjuang para pahlawan dalam meraih kemerdekaan.
Para peserta pawai pun berasal dari berbagai kalangan.
Mereka berasal dari Komunitas Jalin Peduli, Forum Bela Negara, mahasiswa UNM, aparat TNI-Polri, anak-anak dari para veteran, serta segenap komponan masyarakat.
Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal Ruhana Kuddus, Penerima Gelar Pahlawan Nasional 2019
Parade Surabaya Juang merupakan acara tahunan yang digelar setiap tanggal 10 Novemeber.
Acara tersebut telah ada sejak tahun 2008 dengan konsep acara yang selalu berbeda tiap tahunnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antik Sugiharti mengatakan, salah satu perbedaan tersebut terletak pada pengangkatan tema sosok pahlawan nasional.
Seperti di tahun 2018 lalu, Parade Surabaya Juang digelar dari viaduk atau pintu keluar Tugu Pahlawan dan finish di Taman Bungkul.
Acara tersebut dibuka dengan pemeran tokoh pahlawan M. Yasin yang menyerahkan bendera merah putih kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismahari kemudian oleh Risma diserahkan kepada tim paskibraka.
Ketua Komunitas Surabaya Juang Herry Lentho mengatakan, Parade Surabaya Juang merupakan hari rayanya pencinta sejarah di seluruh Indonesia.
Menurutnya, sutradara dari semua teatrikal di Parade Juang telah memastikan bahwa semua teatrikal yang diangkat menceritakan tentang perjuangan para pahlawan di beberapa daerah.
Baca juga: Sepak Terjang Ruhana Kuddus, Penerima Gelar Pahlawan Nasional 2019
Polisi lalu lintas (Polantas) Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mencoba untuk mengingatkan masyarakat agar mengenang jasa pahlawan.
Caranya, mereka mengenakan pakaian pejuang saat melayani pemohon surat izin mengemudi (SIM) di kantor Satlantas Polres Probolinggo.
Mereka mengikat kepala dengan kaian merah putih lengkap dengan stiker merah putih di pipi.
Tak hanya itu, Polantas bahkan mengajak seluruh pemohon SIM untuk mengheningkan cipta selama 60 detik demi mengenang jasa para pahlawan.
"Kita tinggal di Indonesia dengan aman dan nyaman sekarang berkat pahlawan yang gigih berjuang hingga gugur, memerdekakan Indonesia dari penjajah. Semangat mereka diharapkan dapat diwariskan ke penerus saat ini," kata Kasat Lantas Polres Probolinggo Ega Prayudi, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (10/11/2019).
(Sumber: Kompas.com/Ahmad Faisol, Ghinan Salman, Junaedi, Hamzah Arfah | Editor: Aprillia Ika, Khairina, Erwin Hutapea).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.