Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Jabatan Wakil Panglima TNI, Matahari Kembar dan Ibu Kota Baru...

Kompas.com - 08/11/2019, 20:40 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menghidupkan Jabatan Wakil Panglima (Wapang) Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Hal tersebut dituangkan presiden dalam Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2019 mengenai Susunan Organisasi TNI.

Jabatan Wakil Panglima TNI ini dulunya sempat dihapus oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Pejabat terakhir yang menjabat sebagai Wakil Panglima TNI saat itu adalah Fachrul Razi, yang kini merupakan Menteri Agama untuk kabinet Jokowi periode 2019-2024.

Soal adanya Wakil Panglima TNI, analis militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie, menilai kembalinya Wapang harus disambut baik.

Ia juga menyebut, tak perlu adanya kekhawatiran mengenai munculnya 'matahari kembar' di tubuh TNI.

Hal tersebut karena Network Centric Warfare (NCW) harus dibangun dan membutuhkan perhatian khusus.

“Itu (Network Centric Warfare) memerlukan perhatian khusus, maka harus ada wakil panglima yang khusus membawahi kogabwilhan tadi," ujarnya.

Baca juga: Mengenal Jabatan Wakil Panglima TNI yang Kembali Dihidupkan Jokowi

Ibu Kota Baru

Menurut Connie, nantinya ruang lingkup tugas wakil panglima akan bertitik berat pada pembinaan dan koordinasi pada interoperabilitas ke 3 matra.

“Kalau wakil panglima lebih kepada kogabnya. Bagaimana mengefektifkan kogab, bagaimana menyusun strategi perangnya kogab, bagaimana doktrin perang kogab. Itu kan khusus sendiri, dan itu baru,” kata dia.

Menurutnya, doktrin TNI harus segera berubah dari defensive active menjadi offensive passive mengikuti visi nawacita dan poros maritim dunia. Selain karena konstelasi politik dan militer kawasan yang semakin mengental.

Lebih lanjut, mengubah doktrin menurut Connie, bukanlah sesuatu yang gampang karena harus membuat proyeksi yang jelas, dengan visi misi tentara yang harus dibangun dan tentunya terukur.

Ia juga menilai, keberadaan Wapang juga ada hubungannya dengan target ibu kota negara yang akan berpindah ke Kalimantan pada 2045 nanti.

Di mana kodam baru, lanud baru, dan lanal baru akan ikut muncul yang tentunya membawa perubahan pada kogabwilhan.

“Makanya saya bilang konteksnya dalam skala besar, bagaimana visi misi pertahanan kita berubah, kemudian gelar akan berubah sehingga perlu wakil panglima yang konsentrasinya ke situ. Jadi enggak usah khawatir matahari kembar karena tugasnya lebih membantu panglima TNI,” kata dia.

Ia juga menilai, meskipun kemunculan wakil panglima seolah terlihat seolah memperpanjang rantai birokrasi, tetapi sesungguhnya justru sangat membantu mendukung tupoksi panglima.

Baca juga: Saat Musisi hingga Istri TNI Dilaporkan Polisi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Istri Bintang Emon Positif 'Narkoba' Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Istri Bintang Emon Positif "Narkoba" Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Tren
Kata Media Korea Selatan Usai Shin Tae-yong Kalahkan Timnas Mereka

Kata Media Korea Selatan Usai Shin Tae-yong Kalahkan Timnas Mereka

Tren
5 Gejala Kolesterol Tinggi pada Wanita di Atas 40 Tahun, Apa Saja?

5 Gejala Kolesterol Tinggi pada Wanita di Atas 40 Tahun, Apa Saja?

Tren
Kata Media Asing soal Kemenangan Indonesia atas Korsel, Sebut STY Sosok Ajaib

Kata Media Asing soal Kemenangan Indonesia atas Korsel, Sebut STY Sosok Ajaib

Tren
Profil Rafael Struick, Pemain Indonesia yang Akhiri 'Clean Sheet' Korsel di Piala Asia U23

Profil Rafael Struick, Pemain Indonesia yang Akhiri "Clean Sheet" Korsel di Piala Asia U23

Tren
7 Torehan Sejarah Indonesia Usai Kalahkan Korea Selatan, Tak Hanya Lolos Semifinal Piala Asia U-23

7 Torehan Sejarah Indonesia Usai Kalahkan Korea Selatan, Tak Hanya Lolos Semifinal Piala Asia U-23

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com