Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Layangan Putus, Ini Cara Sembuhkan Trauma Akibat Perselingkuhan

Kompas.com - 05/11/2019, 07:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah kisah yang dijuluki Layangan Putus ramai menjadi pembicaraan publik. Bahkan, cerita mengenai kasus perselingkuhan tersebut dijadikan tagar #LayangaPutus dan trending di Twitter Indonesia.

Sampai dengan Senin (04/11/2019) sore, tagar tersebut dibicarakan lebih dari 26,5 ribu kali.

Tagar tersebut terkait tentang cerita perselingkuhan. Dari cerita yang diupload tokoh dalam cerita merupakan sosok seorang istri yang memiliki 4 buah hati.

Namun dalam perjalanan pernikahannya suami dari sang istri tersebut melakukan perselingkuhan dengan menikah lagi tanpa persetujuan sang istri.

Tak hanya dari cerita tersebut, pada kenyataannya, perselingkuhan kerap kali menimbulkan trauma.

Melansir dari Psichology Today  trauma akibat perselingkuhan serupa Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Beberapa gejala yang muncul adalah pikiran yang merasa terganggu secara berulang, emosi tak stabil, perasaan mati rasa yang muncul bergantian dengan keinginan membalas, merasa tak berdaya dan hancur, serta kebingungan dan disorientasi.

Baca juga: Kisah Layangan Putus dan Perdebatan Pelakor, Bukti Masyarakat Masih Bias Gender

Lantas bagaimana cara mengatasi trauma akibat perselingkuhan?

Melansir dari Perspective Troy, ada beberapa cara yang bisa Anda coba untuk mengatasi trauma akibat perselingkuhan, diantaranya:

1. Normalisasikan pikiran Anda

Timbulnya pikiran obsesif setelah diselingkuhi adalah respons yang normal. Namun, sebaiknya Anda mencoba untuk menormalisasi pikiran dengan menerima beberapa realitas yang ada.

Mencoba menerima realitas yang terjadi bisa menjadi hal yang baik untuk mengobati perasaan trauma Anda.

2. Menulis

Menulis memberikan kesempatan untuk menuangkan pikiran dan perasaan seseorang.

Dengan membiarkan diri menulis apapun yang dirasakan akan membantu Anda untuk berpikir jernih dan mengontrol emosi.

3. Jadwalkan "Waktu Khawatir"

Anda mungkin perlu menjadwalkan "waktu khawatir”. Dalam waktu tersebut Anda bisa menuangkan perasaan khawatir, terobsesi, maupun membuat gambar-gambar frustasi.

Jika merasa cemas di luar jadwal "waktu khawatir”, Anda bisa mengingatkan diri sendiri untuk memenuhi jadwal yang sudah dibuat.

Tujuannya adalah, agar pikiran intuisif tersebut tidak mengambil alih waktu Anda sepanjang waktu. Seiring waktu, percayalah, intensitas "waktu khawatir” Anda akan berkurang.

Baca juga: Kisah Layangan Putus, Kenapa Orang yang Sudah Menikah Selingkuh?

4. Anggap pikiran seperti remote control

Anda bisa mencoba untuk membayangkan pikiran Anda layaknya TV yang bisa dikendalikan dengan remote control.

Saat teringat hal-hal yang membuat Anda merasa sakit hati, maka ubahlah saluran ke sesuatu yang lebih menarik. Anda mungkin bisa membayangkan memori positif tentang orang lain atau harapan masa depan.

5. Renungkan kembali apa manfaat Anda marah

Kadang kala ketika mengalami kasus perselingkuhan, terbesit rasa untuk marah, mengamuk, atau melakukan hal-hal negatif.

Jika hal tersebut muncul dalam bayangan Anda, maka bertanyalah kembali pada diri sendiri: “Apa manfaat dari dari sikap saya. Apakah ini mengatasi situasi ini?”

6. Lakukan beberapa hal yang bisa menenangkan diri

Saat merasa trauma akibat perselingkuhan, maka Anda bisa mencoba beberapa langkah untuk menenangkan diri.

Beberapa hal yang bisa Anda lakukan misalnya relaksasi otot progresif, berolahraga, mengobati penyakit fisik, makan-makanan seimbang, pijat, meditasi, serta berdoa.

7. Carilah dukungan yang tepat

Saat Anda merasa trauma, maka jangan mengisolasi diri dari orang lain.

Anda bisa mencari dukungan positif dari orang-orang terdekat untuk membantu keluar dari masalah atau sekadar berbagi tentang beberapa hal yang membuat resah.

Anda juga bisa mencari dukungan dengan mencari bacaan yang tepat.

8. Konseling dengan profesional

Anda juga bisa mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikiater untuk mengobati perasaan trauma Anda.

Ingatlah, bahwa bertemu psikiater bukan berarti Anda gila.

Hal ini memang masih menjadi sesuatu yang kerap kali disalahpahami masyarakat. Padahal, bertemu dengan psikiater bisa menjadi bantuan besar untuk mengatasi rasa trauma Anda.

Dengan bertemu psikiater, mereka bisa membantu mencarikan cara yang tepat untuk membuat Anda sembuh dari trauma.

Baca juga: Cerita Layangan Putus, Mungkinkah Pasangan Selingkuh Meski Seks Memuaskan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com