Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Soeratin Sosrosoegondo, Ketua Umum Pertama PSSI, Insinyur Pencinta Sepak Bola...

Kompas.com - 02/11/2019, 08:48 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Kala itu, untuk menentang kolonialisme Belanda yang masih terjadi.

Berlandaskan semangat Sumpah Pemuda, ia bergerak secara diam-diam untuk bertemu dengan sejumlah tokoh di bidang sepak bola di beberapa kota seperti Jakarta, Yogyakarta, Bandung, dan Solo.

Pergerakan diam-diam ini dimaksudkan untuk menghindari sergapan Polisi Belanda (PID).

Pembicaraan mengenai perlunya membentuk sebuah organisasi sepak bola nasional dimatangkan saat Soeratin bertemu dengan Ketua Voetbalbond Indonesische Jakarta (VIJ) Soeri di Hotel Binnenhof di kawasan Kramatjati, Jakarta.

Baca juga: Menaruh Harap pada Kongres Luar Biasa PSSI

Di kota-kota lainnya, Soeratin bertemu dengan sejumlah tokoh pergerakan yang dilakukan menggunakan jasa kurir, lagi-lagi dalam upaya menghindari sergaan PID.

Singkat cerita, pada 19 April 1930, tokoh-tokoh dari sejumlah organisasi sepak bola daerah berkumpul di Yogyakarta.

Organisasi itu adalah VIJ, Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB), Persatuan Sepak Bola Mataram Yogyakarta (PSM), Vortendlandsche Voetbal Bond Solo (VVB), Madionsche Voetbal Bond (MVB), Indonesische Voetbal Magelang (IVBM), dan Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB).

Pada saat itulah PSSI pertama kali terbentuk.

Ketika itu, PSSI merupakan singkatan dari Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia.

Hingga kemudian disepakati "Sepak Raga" diubah menjadi "Sepak Bola" dalam Kongres PSSI di Solo tahun 1930.

Pada kongres itu, Soeratin juga ditetapkan sebagai ketua umum PSSI.

Setelah itu, mulai tahun 1931, PSSI menyelenggarakan kompetisi sepak bola yang mempertemukan klub-klub dari daerah di Indonesia secara rutin.

Sebagai seorang yang memiliki jasa dalam terbentuknya PSSI, nama Soeratin hingga saat ini masih dikenang dalam dunia persebakbolaan nasional, yakni dijadikan nama trofi dalam kompetisi bola junior nasional.

Ya, Piala Suratin.

Akhir hidup Soeratin

Namun, di akhir masa hidupnya Soeratin harus berjuang dalam sakit dan kemiskinan yang membelenggunya.

Dikutip dari Harian Kompas edisi 8 Juli 2006, Suratin tinggal di rumah berdiding anyaman bambu berukuran 4x6 meter di Jalan Lombok, Bandung.

Kediamannya sempat diobrak-abrik oleh Belanda karena ia aktif sebagai anggota Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pangkat Letnan Kolonel.

Ia akhirnya meninggal pada tahun 1959, karena tidak lagi mampu menebus obat untuk sakit yang dideritanya.

Tak ada yang ditinggalkan selepas kematiannya, selain PSSI, organisasi yang ia dirikan atas dasar cinta kepada Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

Tren
Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Tren
Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Tren
Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Tren
Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

Tren
Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tren
6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

Tren
PKS Disebut 'Dipaksa' Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

PKS Disebut "Dipaksa" Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

Tren
Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com