Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Radang Otak, Penyakit yang Sebabkan Alfin Lestaluhu Meninggal

Kompas.com - 01/11/2019, 19:15 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemain Timnas U-16, Alfin Farhan Lestaluhu, meninggal dunia saat sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, Kamis (31/10/2019) malam, sekitar pukul 22.00 WIB.

Mengutip laporan Kompas.com, Jumat (1/11/2019), Ketua Asprov PSSI Maluku Sofyan Lestaluhu mengungkapkan, sebelum dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita, Alfin sebelumnya menjalani perawatan di Rumah Sakit Royal Progres selama lebih kurang lima hari.

Menurut Sofyan, dari hasil diagnosa dokter, Alfin terserang infeksi radang otak. Penyakit itulah yang kemudian menyebabkan Alfin meninggal dunia.

Lalu, apa itu penyakit radang otak?

Radang otak atau Ensefalitis disebabkan oleh infeksi yang menyerang otak (ensefalitis infeksi) atau melalui sistem kekebalan yang menyerang otak.

Siapa pun pada usia berapa pun dapat terserang ensefalitis. Dalam kasus yang jarang terjadi dapat disebabkan oleh bakteri atau bahkan jamur.

Ada dua jenis utama ensefalitis, yakni primer dan sekunder. Ensefalitis primer terjadi ketika virus menginfeksi otak dan sumsum tulang belakang secara langsung.

Ensefalitis sekunder terjadi ketika infeksi dimulai di tempat lain di tubuh dan kemudian menyebar ke otak. Ensefalitis adalah penyakit langka namun serius yang dapat mengancam jiwa.

Baca juga: Imam Nahrawi Jadi Tersangka, Mantan Kapten Timnas: Sangat Disayangkan

Gejala

Ensefalitis yang disebabkan oleh infeksi, seperti yang terjadi pada Alfin biasanya diawali dengan gejala seperti flu atau sakit kepala.

Dalam tahap serius, penyakit ini bisa menyebabkan perubahan tingkat kesadaran. Mulai dari kebingungan ringan atau kantuk hingga kehilangan kesadaran dan koma.

Pasien juga bisa mengalami kenaikan suhu tubuh yang tinggi, kejang, keengganan terhadap cahaya terang, ketidakmampuan untuk berbicara atau mengontrol gerakan, perubahan sensorik, kekakuan leher atau perilaku yang tidak seperti biasanya.

Jika disebabkan oleh autoimun, penderita bisa mengalami perubahan kepribadian atau perilaku, psikosis, gangguan gerakan, kejang, halusinasi, kehilangan ingatan atau gangguan tidur.

Perawatan

Untuk mengatasi penyakit ini, dokter biasanya memberikan obat anti-virus agar dapat membantu mengobati herpes ensefalitis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com