Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepak Terjang Abu Bakar al-Baghdadi hingga Diumumkan Tewas oleh Trump

Kompas.com - 28/10/2019, 16:16 WIB
Rosiana Haryanti,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pernyataannya di televisi mengumumkan bahwa pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi tewas dalam serangan malam pasukan khusus.

Demikian seperti dikutip dari AFP, Minggu (27/10/2019).

Baghdadi disebut tewas setelah setelah mengaktifkan rompo bom bunuh diri miliknya.

Trump juga menyebut bahwa pasukan AS membunuh sebagian besar pengikut Baghdadi di terowongan.

Selain Baghdadi, Trump mengatakan, tiga anak Baghdadi juga tewas dalam serangan tersebut. Media AS sempat memberitakan dua istri Baghdadi juga terbunuh.

Baghdadi merupakan buronan paling dicari di dunia. Dia menjadi buruan setelah mengumumkan berdirinya kekhalifahan di Irak pada 2014. Kepalanya dihargai 25 juta dollar AS atau sekitar Rp 350 miliar.

Baca juga: Dihargai Rp 350 Miliar, Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Sempat Dikabarkan Tewas Beberapa Kali

Laman BBC menyebutkan, Baghdadi yang memiliki nama asli Ibrahim Awwad Ibrahim al-Badri, lahir pada 1971 di Kota Samarra, Irak tengah.

Dia mulai dikenal sebagai pimpinan IS saat pemimpin sebelumnya, Abu Umar al-Baghdadi dan wakilnya tewas akibat serangan AS pada 2010.

Saat itu, dia diangkat menjadi suksesor pemimpin sebelumnya. Baghdadi mewarisi sebuah organisasi teror yang diyakini sedang berada di ambang kekalahan.

Namun, dengan beberapa bantuan dari perwira militer dan intelijen di era Saddam Hussein, ia kembali membangun kelompoknya.

Pada awal 2013, ia kembali dan melakukan beberapa serangan di Irak. Kelompok yang ia pimpin tak hanya melakukan teror, tetapi juga bergabung dalam pemberontakan melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Mereka mengirim militan Suriah kembali dari Irak untuk membentuk Front al-Nusra sebagai afiliasi al-Qaeda di negara itu.

Pada April 2013, Baghdadi mengumumkan adanya penggabungan pasukannya di Irak dan Suriah dan membentuk Islamic State in Iraq and the Levant.

Para pemimpin al-Nusra dan al-Qaeda menolak penggabungan tersebut.

Akan tetapi, para pejuang yang setia pada Baghdadi menyatakan berpisah dengan kelompok lama mereka dan menyetujui penggabungan organisasi tersebut.

Baca juga: Lokasi Persembunyian Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Terungkap Gara-gara Ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com