Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsian Disulap Bak Pasar Malam, Bagaimana Seharusnya Penanganan Trauma Anak?

Kompas.com - 12/10/2019, 17:00 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Kompas.com - Sebuah lokasi pengungsian dihias menyerupai pasar malam di Kampung Dalam, Jalan MT Haryono, RW 01, Kramat Jati, Jakarta timur.

Upaya ini dilakukan oleh sejumlah relawan yang tergabung dalam Organisasi Sosial Cakra Abhipraya.

Mereka menuturkan konsep yang dibuat ini adalah upaya agar membuat lokasi pengungsian lebih meriah sehingga anak-anak senang.

Terjadinya suatu musibah yang tiba-tiba memang memerlukan perlakuan-perlakuan tertentu agar orang-orang, terutama anak-anak dapat tetap berperilaku seperti biasa.

Lantas, apa yang harus dilakukan ketika terjadi suatu musibah, baik kebakaran ataupun bencana lainnya?

Baca juga: Posko Pengungsian Korban Kebakaran di Cawang Disulap Layaknya Pasar Malam

Menurut Psikolog Anak dan Keluarga, Astrid Wen, hal pertama yang perlu dilakukan untuk melakukan recovery, baik pada anak maupun orang dewasa adalah, reaksi tanggap darurat.

Astrid mengatakan, para korban harus difasilitasi dengan kebutuhan dasar. Misalnya adalah hunian sementara. Selain itu, kebutuhan dasar lain seperti makanan, air bersih, dan pakaian juga harus diperhatikan.

Dia juga menuturkan bahwa perlu dicek pula keamanan daerah tersebut, terutama terkait risiko terjadinya kebakaran atau bencana yang terjadi.

Ia menambahkan bahwa perlu juga dilakukan rencana lanjutan untuk pemulihan kondisi pasca bencana, seperti kepastian tentang kapan hunian atau rumah dapat dibangun kembali.

"Jadi, ada musyawarah, diskusi terpimpin yang memang dibangun untuk warga agar dapat kembali membangun, mendapatkan rumahnya lagi," papar Astrid saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/10/2019).

Sementara itu, pada anak, Astrid menambahkan, bahwa mereka cenderung bergantung pada lingkungannya, yaitu orang dewasa di sekelilingnya.

Jadi, apabila orang dewasa memperoleh support yang cukup, mereka dapat kembali bersemangat dan tidak mengalami mental breakdown sehingga mereka pun dapat memberikan rasa aman pada anak.

Ia menuturkan salah satu hal yang dapat dilakukan pada anak adalah melihat tingkat stress. Apabila terdapat stress, dibutuhkan pemenuhan rasa aman dari orang-orang yang setidaknya menguasai psychological first aid atau pertolongan pertama psikologis.

Psychological first aid dapat dilakukan oleh para relawan sembari menunggu tenaga ahli seperti dokter, psikolog, maupun psikiater.

Psychological first aid  pada dasarnya adalah upaya untuk memahami kondisi korban, mendengarkan, dan memberi rasa nyaman. Para relawan ataupun orang yang melakukan psychological first aid harus peka terhadap kebutuhan korban.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com