Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Bencana Banjir Bandang Wasior, Papua Barat, 150 Orang Meninggal Dunia

Kompas.com - 04/10/2019, 05:40 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Tak ada jalur darat untuk menuju Kabupaten Teluk Wondama dari Manokwari.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan KA Argo Bromo dan Senja Utama, 35 Orang Tewas

Lapangan terbang yang digenangi oleh banjir juga memutus jalur udara menuju Wasior.

Satu-satunya jalan menuju daerah itu adalah jalur laut yang harus ditempuh selama 10 jam perjalanan dari Manokwari dengan menumpang armada patroli Angkatan Laut atau kapal pengangkut kayu.

Apa penyebab banjir bandang ini?

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saat itu, mengatakan, bencana banjir di Wasior karena curah hujan tinggi.

Menurut dia, banjir ini bukan karena pembalakan liar, seperti dugaan yang sempat muncul.

Dikutip dari Harian Kompas, 8 Oktober 2010, Juru Kampanye Air dan Pangan Eksekutif Nasional Walhi, M Islah, mengatakan, pembalakan hutan di Papua Barat dimulai sejak awal 1990-an.

Meski pembalakan sempat terhenti pasca pelanggaran berat HAM di Wasior pada 2001, pembalakan hutan kembali berlanjut.

"Akumulasi kerusakan hutan itu yang menyebabkan banjir bandang," kata Islah.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Datang dari Divisi 2, Ravanelli Ciptakan Rekor di Juventus

Sementara itu, Ketua Institus Hijau Indonesia (IHI) Chalid Muhammad menyebutkan, perusakan itu terjadi secara legal.

Hal itu disebabkan oleh penerbitan izin pemanfaatan kayu (IPK).

"Pada 2009, pemerintah menerbitkan IPK di Papua Barat seluas 3,5 juta ha, termasuk izin menebang 196.000 ha di Kabupaten Teluk Wondama," kata Chalid, seperti diberitakan Kompas.com.

Berdasarkan penlitian IHI dan Yappika pada awal 2010, deforestasi hutan di Papua Barat pada 2005-2009 mencapai 1 juta hektar atau berkisar 250.000 hektar per tahun.

Selain itu, 6,6 juta hektar hutan primer dan sekunder Papua Barat terkepung Hak Pengusahaan Hutan (HPH), tambang, dan perkebunan.

Seperti diberitakan Harian Kompas, 14 Oktober 2019, Peneliti Bidang Ekologi Manusia Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Fadjri Alihar mengatakan, pemerintah terkesan tidak mau disalahkan atas kejadian ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com