Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Obesitas, Bahaya dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 30/09/2019, 07:10 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Satia, putra bungsu pasangan Sarli (60) dan Komariah (40) dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (28/9/2019).

Satia merupakan bocah tujuh tahun yang mengalami obesitas dengan berat badan mencapai 110 kilogram.

Diceritakan orang tuanya, Satia sempat dirawat di puskesmas lantaran mengalami batuk dan sesak nafas. Saat akan dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, bocah tersebut sudah terlanjur meninggal.

Satia sendiri mengalami obesitas bermula saat usai disunat di usianya yang ke tiga. Saat itu berat badannya terus meningkat lantaran nafsu makannya terus bertambah.

Setiap hari, Satia makan enam hingga tujuh mangkuk bakso dan belum termasuk ngemil. Saat malam, ia juga kerap meminta makan.

Apa itu Obesitas?

Dan tiga tahun terakhir, Satia mengalami kenaikan berat badan drastis dari 97 kilogram menjadi 110 Kg.

Belajar dari kisah Satia, apa saja yang perlu kita ketahui tentang Obesitas?

Melansir dari Kompas.com (17/9/2019), obesitas merupakan penyakit kronis hasil interaksi antara gen dan lingkungan.

Para ahli bersepakat kegemukan yang terjadi pada seseorang terkait beberapa faktor yakni berat badan dan kesehatan.

Melansir dari "Mayo Clinic: Family Health Book" beberapa faktor penyebab kegemukan di antaranya adalah genetik, pola makan, tidak beraktivitas, psikologis, seks, usia, kehamilan, pengobatan, berhenti merokok, dan gangguan kesehatan seperti gangguan metabolisme.

Baca juga: Sering Mual Ketika Sikat Gigi? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Bahaya Obesitas

Apapun bahayanya, obesitas berisiko menimbulkan berbagai gangguan kesehatan serius. Berikut ini beberapa bahaya penyakit yang bisa timbul akibat obesitas:

1. Tekanan darah tinggi

Saat seseorang memiliki lemak berlebih dalam tubuhnya, maka tubuh akan cenderung menahan sodium (zat garam). Tubuh juga akan menahan lebih banyak air untuk mencairkan sodium tersebut, akibatnya tekanan darah menjadi meningkat

2. Diabetes

Kegemukan menjadi penyebab utama timbulnya diabetes tipe dua di mana diabetes ini tak bergantung pada insulin.

Kelebihan lemak membuat tubuh kebal terhadap insulin yang seharusnya menjadi hormon yang membawa glukosa ari darah ke dalam sel-sel tubuh.

Akibatnya, sel tubuh tidak mendapatkan gula yang diperlukan untuk mendapatkan energi.

3. Jantung koroner

Jantung koroner disebabkan adanya timbunan lemak (plak dalam pembuluh arteri). Hal tersebut menyebabkan darah sulit mengalir hingga kerja jantung menjadi lebih berat sehingga resiko jantung koroner timbul.

4. Stoke

Saat terjadi penumpukan plak pada arteri, arteri yang menuju ke otak menjadi sempit.

Hal tersebut bisa menyebabkan pembekuan darah sehingga aliran darah ke otak menjadi terganggu. Kondisi ini kemudian disebut stroke iskemik.

5. Osteoartritis

Kelebihan berat badan dapat merusak tulang rawan sehingga menimbulkan nyeri sendi dan kekakuan.

Gangguan persendian umumnya menyerang pada lutut, pinggul dan punggung bagian bawah.

6. Gangguan fisik

Penderita dengan lemak berlebih, akan memperbesar risiko terdsaknya organ-organ tubuh oleh timbunan lemak. Hal ini bisa menyebabkan seseorang penderita obesitas mengalami kesulitan saat duduk.

Mereka juga memiliki kecenderungan susah bernapas.

7. Konsekuensi sosial dan emosional

Banyak orang yang menganggap mereka yang memiliki berat badan ideal, dipandang sebagai sosok yang cantik, cerdas, dan sukses.

Sehingga oang yang memiliki berat badan berlebih biasanya akan mengalami stres, penyakit mental, dan diskriminasi.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui Saat Minum Dingin Ketika Cuaca Panas

Cara Mencegah Obesitas

Melansir dari Kompas.com (18/9/2019) beberapa tahapan untuk mengatasi seseorang agar  obesitas di antaranya adalah:

1. Mengubah gaya hidup

Beberapa gaya hidup seperti merokok, konsumsi gula dan garam berlebih, aktivitas fisik, serta kurangnya konsumsi sayur dan buah perlu diubah agar berat badan yang berlebihan bisa berkurang.

Konsumsi gula misalnya. Diajurkan konsumsi gula per hari maksimal adalah empat sendok makan (50 gram).

2. Mengukur kelayakan berat badan

Untuk mengukur seseorang gemuk atau tidak, bisa diketahui dengan jalan menghitung indeks masa tubuh (IMT).

Perhitungan IMT bisa dilakukan dengan kalkulator online atau menggunakan rumus berat badan berbanding kuadran tinggi badan.

Apabila dirasa rumit, maka bisa diukur dengan lingkar pinggang. Pada perempuan, usahakan agar lingkar pinggang tak lebih dari 81 cm dan laki-laki tak lebih dari 90 cm.

3. Meningkatkan aktivitas fisik

Kurangnya aktivitas fisik berisiko pada obesitas seseorang.

Sehingga melakukan gerakan motorik selama 30 menit perhari, bisa membantu seseorang mngurangi berat badannya.

Baca juga: Kerap Berutang, BPJS Kesehatan Dibutuhkan atau Pemborosan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23, Kick Off Pukul 22.30 WIB

Jadwal Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23, Kick Off Pukul 22.30 WIB

Tren
Tarif Khusus Tiket Kereta Go Show Naik Per 1 Mei 2024

Tarif Khusus Tiket Kereta Go Show Naik Per 1 Mei 2024

Tren
Beli Pertalite di Batam Wajib Pakai Kartu 'Fuel Card' Mulai 1 Agustus

Beli Pertalite di Batam Wajib Pakai Kartu "Fuel Card" Mulai 1 Agustus

Tren
9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan 'Flower Moon'

9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan "Flower Moon"

Tren
Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Tren
Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Tren
Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Tren
Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Tren
Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com