Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusingnya Cari Rumah (1): Ketika Mimpi Beli Rumah Kepentok Gaji

Kompas.com - 29/09/2019, 06:00 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Heru Margianto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Gangsar Parikesit (29) sudah menetap di Jakarta sejak 2013. Ia bekerja di sebuah media nasional dan bertemu jodohnya di profesi yang sama. Mereka menikah pada 2016 dan kini sudah memiliki seorang anak.

Sayangnya, hingga kini Gangsar masih mengontrak di bilangan Mampang Prapatan. Setiap bulan, ia menghabiskan sekitar Rp 2 juta untuk membayar kontrakan dan listrik. Ia belum sanggup membeli rumah.

"Harga rumah udah enggak keuber. Kalau pun beli di luar Jakarta," ujar Gangsar.

Saat ini, Gangsar masih berusaha menabung untuk uang muka rumah. Ia memperkirakan paling cepat, tiga tahun lagi baru mampu untuk membeli rumah.

Tentunya jika tak ada lonjakan harga dan ia mendapat pekerjaan dengan gaji jauh lebih tinggi.

Ia menargetkan mampu mengambil rumah yang uang mukanya sekitar Rp 60-80 juta dengan cicilan sekitar Rp 3 juta per bulan.

"Yang terpikirkan ya (dapat rumah di) daerah Bekasi pelosok kalau enggak Kabupaten Bogor, perbatasan Tangerang Selatan," kata dia.

Lajang

Tak cuma para pekerja yang sudah berkeluarga, mereka yang masih lajang juga sudah berpikir untuk punya rumah sendiri.

Contohnya Devy Ernis, karyawan swasta berusia 29 tahun.

Bagi Devy, punya rumah yang layak dengan harga terjangkau hanya jadi angan-angan. Devy tak juga mampu membeli rumah kendati sudah lima tahun mengontrak di Jakarta bersama ibunya.

Hal ini disadarinya ketika berkunjung ke pameran properti di Jakarta Convention Center (JCC) sebulan lalu.

"Dari lihat-lihat yang ditawarin di pameran itu, menurut gue, gue enggak mampu nyicil rumah yang layak," kata Devy.

Pasalnya, rumah layak yang diinginkannya di area Jabodetabek cicilannya sekitar Rp 5 juta per bulan, lebih dari setengah gaji bulanannya.

Sementara rumah yang mampu dibelinya, menurutnya kurang layak.

"Kemarin di Bogor aja udah Rp 500 jutaan rumah yang proper," ujar Devy.

Milenial butuh rumah

Devy dan Gangsar hanya beberapa pekerja di Jakarta yang gundah karena belum punya rumah.

Di Jakarta saja, berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018, baru 47,85 persen dari 10,5 juta penduduk yang tinggal di rumah sendiri.

Sisanya mengontrak atau menempati rumah dinas.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperkirakan, ada sekitar 81 juta orang di Indonesia yang membutuhkan rumah.

Siapa saja mereka?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com