Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Chanee Kalaweit, Bule Perancis yang Jadi Korban Kabut Asap

Kompas.com - 21/09/2019, 05:47 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Chanee, yang kini tinggal di Kalimantan Tengah, Kabupaten Barito Utara, juga turut merasakan dampak dari bencana karhutla tersebut.

Meski tempatnya tinggal jauh dari titik api kebakaran hutan dan lahan, ia mengaku turut merasakan kabut asap pekat dampak karhutla.

"Jarak pandang disini sekitar 154 meter dengan asap yang tebal tetapi semua ini merupakan asap kiriman dari daerah Palangkaraya atau Sampit karena wilayah saya tinggal hampir tidak ada gambut," kata dia.

Kiriman asap tersebut, menurut pengakuan Chanee, telah menganggu aktivitas warga sekitar dan mengakibatkan berbagai penyakit, terutama saluran pernapasan.

Tahun 2015, Chanee pernah membuat video berisi pesan untuk Presiden Joko Widodo mengenai bencana karhutla yang selalu terjadi berulang.

Dalam video tersebut Chanee menyampaikan rasa marahnya karena bencana karhutla yang menyebabkan banyak penderitaan itu dibuat demi kepentingan Industri.

"Saya marah tidak hanya karena anak saya terkena ISPA seperti ratusan anak lainnya, Saya marah tidak hanya karena ribuan orang sesak nafas dan menangis sambil beroda dapat melihat matahari lagi."

"Bapak presiden, saya marah karena semua penderitaan ini dibaut demi industri minyak kelapa sawit," demikian isi penggalan video yang dibuat oleh Chanee di tahun 2015.

Baca juga: Soal Karhutla, antara Kelalaian dan Petaka Kabut Asap

Video Karhutla

Rabu (18/9/2019), Chanee kembali mengunggah video tentang bencana karhutla yang kembali terjadi. Dalam video terbarunya, Chanee mengungkapkan kesedihannya terhadap bencana karhutla yang sangat berdampak besar bagi masyarakat Indonesia.

Chanee merasa sedih dan frustrasi karena peristiwa ini persis seperti tragedi karhutla di tahun 2015, di mana dampak karhutla membuatnya harus melihat sang buah hati menderita sakit di saluran pernapasannya.

"Yang paling membuat saya sedih dan frustrasi adalah situasi yang kita alami di tahun 2019 ini tidak bisa diantisipasi," ujar dia.

Dalam video tersebut Chanee juga mengutarakan pendapatnya mengenai penanganan karhutla yang paling efektif.

Untuk mengatasi terjadinya karhutla, Chanee menyarankan agar ada pemetaan lahan gambut dan memberlakukan larangan penggunaan api di lahan gambut, terutama saat musim kemarau.

Kepada Kompas.com, Chanee mengaku membuat video tersebut hanya ingin memberi saran dan masukan terkait penanganan bencana karhutla ini.

"Saya rasa semua orang di Kalimantan merasakan frustrasi seperti saya. Saya buat video itu tidak bermaksud menyerang siapa pun. Saya cuma ingin berbagi," ucapnya.

Chanee juga mengatakan bersedia memberi bantuan jika ada pihak yang membutuhkannya terkait penanganan karhutla ini.

"Saya berharap ada pihak yang terbantu dengan video yang saya buat itu. Kalau butuh bantuan, saya siap," tambahnya.

Baca juga: Efek Karhutla Makin Meluas, Ini Pesan Aktivis Lingkungan Asal Perancis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com