Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karhutla di Sumatera dan Kalimantan, 144.000 Warga Kena ISPA

Kompas.com - 18/09/2019, 05:50 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan membuat setidaknya 144.219 ribu warga terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Angka tersebut berasal dari data yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan per 16 September 2019 pukul 16.00 WIB.

Kota Palembang menjadi kota dengan penderita ISPA terbanyak yakni 76.236 penderita, periode Maret hingga September.

Peringkat kedua diduduki Provinsi Kalimantan Barat dengan jumlah penderita ISPA sebanyak 15.468 periode Juli 2019.

Selanjutnya, Provinsi Riau dengan 15.346 penderita ISPA periode 1 hingga 15 September 2019.

Disusul Provinsi Jambi dengan penderita ISPA sebanyak 15.047 pada Juli hingga Agustus 2019.

Provinsi selanjutnya dengan penderita ISPA terbanyak yakni Kalimantan Selatan, tepatnya di Kabupaten Banjarbaru. 

Tercatat, setidaknya 10.364 penderita ISPA periode Juni hingga Agustus 2019. 

Yang terakhir adalah Provinsi Kalimantan Tengah, tepatnya di Kota Palangkaraya. Tercatat ada 11.758 penderita ISPA pada Mei hingga September 2019. 

Baca juga: Soal Karhutla, Lebih 300 Hektare Hutan dan Lahan di Kalimantan dan Sumatera yang Terbakar

Pemadaman Karhutla

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, Satuan Tugas Perawatan dan Pelayanan kesehatan mengatakan pihaknya terus berupaya melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Sejauh ini, Satuan Tugas Perawatan dan Pelayanan Kesehatan terus memberikan pelayanan kesehatan penderita ISPA akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kalimantan Tengah.

Data Posko Satgas Siaga Darurat Karhutla Wilayah Kalimantan Tengah pada Senin (16/9) mencatat lebih dari 2.000 penderita ISPA.

Penderita terbanyak, imbuhnya tercatat di Kota Palangkaraya dengan 829 jiwa, sedangkan wilayah lain sebagai berikut Kotawaringin TImur 513, Murung Raya 394, Barito Utara 227, Kapuas 161, dan Kotawaringin Barat 147.

Wilayah lain seperti Barito Timur, Barito Selatan, Gunung Mas, Katingan, Lamandau, Pulang Pisau, Sukamara, penderita ISPA kurang dari 100 jiwa.

Menurut Agus, menghadapi dampak asap akibat karhutla, pelayanan kesehatan di bawah kendali Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah terus diintensifkan. Pelayanan diberikan tidak hanya kepada masyarakat tetapi juga petugas pemadam di lapangan.

"Dinas kesehatan setempat menyediakan ruang oksigen atau rumah singgah, seperti di Kota Palangkaraya, dengan menyiagakan 11 puskesmas, 2 rumah sakit umum daerah dan 1 pelayanan dari Palang Merah Indonesia," ujarnya seperti rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (17/9/2019).

Baca juga: Soal Karhutla, antara Kelalaian dan Petaka Kabut Asap

Citra Satelit

Sementara itu, pantauan titik panas atau hotspot berdasarkan citra satelit Aqua, Terra dan SNPP sebanyak 140 titik.

Wilayah dengan hotspot tertinggi berada di wilayah Kotawaringin Timur dengan 32 titik, Pulang Pisau 30, Kapuas 23, Seruyan 17, Murung Raya 16, Katingan 9, Barito Selatan 5, Barito Timur 4, Gunung Mas 3 dan Barito Utara 1.

Ia juga mengatakan, prakiraan tingkat kemudahan terjadinya kebakaran di wilayah Kalteng masih dalam kategori sangat mudah terbakar.

Agus menegaskan, hingga kini upaya penanganan karhutla masih terus dilakukan dengan strategi pemadaman darat, udara dan penegakan hukum.

Pada Senin (16/9/2019), tidak semua helikopter yang disiagakan mampu untuk melakukan pengemboman air di beberapa titik teridentifikasi titik panas.

Hal tersebut disebabkan jarak pandang. Sedangkan pemadaman darat, satuan tugas (Satgas) Darat melakukan pemadaman, pendinginan maupun pencegahan melalui patroli darat.

Baca juga: Soal Karhutla dan Kabut Asap, Walhi: Ini Bencana Ekologis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com