Namun, kelanjutannya terganjal karena krisis moneter.
Mobil ini dirintis pada tahun 1996 oleh PT Timor Putra Nasional.
Selain itu, mobil ini ditargetkan memenuhi kandungan lokal 60 persen selama tiga tahun.
Dilansir Kompas.com (10/4/2014), kemunculan Timor tidak terlepas dari Presiden Soeharto. Rencana pembangunan industri mobil nasional pun muncul dengan Instruksi Presiden No. 2/1996.
Namun Inpres tentang Pembangunan Industri Mobil Nasional tersebut dinilai memberikan kekhususan terhadap mobil Timor.
Terlebih seluruh proyek ini dilimpahkan kepada putera Soeharto, Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) yang akhirnya mendirikan PT Timur Putra Nasional (TPN) sebagai produsen pembuat mobnas secara massal. Sontak, mobnas jadi "anak emas" di industri otomotif nasional.
Tetapi, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut mendapat protes dari pemilik industri otomotif besar dunia, seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Kemudian, beberapa negara tersebut menggugatnya melalui forum Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Nahasnya, Timor kalah di forum WTO. Kekalahan Timor tersebut juga berbarengan dengan krisis moneter yang terjadi di Indonesia.
Mobil Bimantara diluncurkan pada tahun 1996 silam dan didirikan oleh PT Bimantara Mobil Timor.
Pembuatan mobil ini dilakukan dengan menggandeng Hyundai (Korea). Kemunculan Bimantara ini bersamaan dengan Timor.
Diluncurkan pertengahan 1998, mobil garapan PT Wahana Perkasa Autojaya ini memiliki kandungan lokal sedikitnya 90 persen.
Mobil ini sudah digunakan oleh TNI, Polri, dan beberapa perusahaan jasa transportasi. Nasib mobil ini juga terhenti akibat krisis moneter.
Mobil ini diluncurkan pada tahun 1998 dan dibuat oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Mobil yang dikembangkan LIPI ini merupakan mobil listrik dengan target kandungan lokal mencapai 70 persen.