Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Morina hingga Esemka, Penantian Panjang Industri Mobil Dalam Negeri

Kompas.com - 06/09/2019, 18:06 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sempat diproduksi lebih kurang 125 unit, produksi mobil Kancil ini awalnya bertujuan untuk menggantikan bajaj di Jakarta.

Kancil sendiri telah lulus uji kelayakan dari Kementerian Perhubungan.

9. Gea

Mobil ini dirintis pada tahun 2002 oleh PT Industri Kereta Api (INKA).

Telah Lulus uji kelayakan dari Kementerian Perhubungan. Mobil berbahan bakar gas ini sudah pernah diuji coba tiga bulan, April-Juli 2008 dengan menempuh jarak 10.000 kilometer di Madiun, Ngawi, Ponorogo, Pacitan, dan Magetan.

10. Arina

Dirintis pada tahun 2006 oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang.

Mempunyai kandungan lokal 90 persen dan mulai diperkenalkan secara luas pada 2010 lalu.

11. Tawon

Dirilis pada tahun 2007 oleh PT Super Gasindo Jaya (GIJ). Kandungan lokalnya juga sama dengan Arina, yakni 90 persen.

Menurut rencana, mobil ini akan diproduksi tahun 2011 silam. Namun hingga saat ini tidak pernah terdengar kabarnya lagi.

12. Esemka Digdaya

Mobil garapan tahun 2009 oleh SMK N 1 Singosari, Malang ini dibuat dengan komponen lokal 60 persen

13. Kiat Esemka

Mobil ini awalnya dibuat oleh SMK N 2 Surakarta dan SMK Warga Solo dengan memiliki kandungan lokal 80 persen.

Sudah sempat digunakan menjadi mobil dinas Joko Widodo saat menjabat sebagai Wali Kota Surakarta.

14. Bima 1.2 dan Bima 1.3 (Esemka)

PT Solo Manufaktur Kreasi sebagai pabrikan merek Esemka, meluncurkan mobil perdananya dengan dua model sekaligus, Jumat (6/9/2019).

Mereka meluncurkan Bima 1.2 dan Bima 1.3. Kedua tipe tersebut merupakan pikap.

Alasan kendaraan pikap dipilih sebagai produk perdana yang diluncurkan karena dianggap memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Esemka.

Visi dan misi Esemka yaitu menggerakkan perekonomian di daerah-daerah khususnya wilayah pinggiran.

Baca juga: Jajal Esemka Bima, Presiden Jokowi: Feeling Saya Laku Keras

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com