Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca Tabrakan Beruntun Tol Purbaleunyi, Begini Mengatasi Syok Setelah Kecelakaan

Kompas.com - 04/09/2019, 07:44 WIB
Rosiana Haryanti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecelakaan beruntun terjadi di Tol Purbaleunyi, Purwakarta, Senin (2/9/2019). Tabrakan yang melibatkan sekitar 20 kendaraan tersebut menyebabkan setidaknya delapan orang meninggal dunia.

Dalam setiap kecelakaan biasanya meninggalkan syok sesaat setelah kejadian, baik bagi korban maupun mereka yang berada di lokasi sekitar.

Kondisi ini disebut dengan psychological shock atau kejutan psikologis atau sering disebut dengan kondisi syok adalah peristiwa ketika seseorang mengalami lonjakan emosi yang kuat akan suatu pristiwa, serta mengalami reaksi fisik yang sesuai.

Dilansir dari Psychology Today, Selasa (3/9/2019),reaksi fisik ini terjadi sebagai respons terhadap peristiwa tersebut.

Baca juga: Tabrakan Beruntun di Tol Purbaleunyi, Ini Cara Mengatasi Trauma Usai Kecelakaan

Jenis-jenis peristiwa yang memicu reaksi beragam, seperti kecelakaan mobil atau nyaris mengalami kecelakaan. Tak hanya itu, peristiwa saat menyaksikan keluarga atau orang terdekat kecelakaan juga bisa menimbulkan kejutan psikologis.

Selain itu kejutan psikologis juga bisa dipicu ketika seseorang menyaksikan sesuatu yang menakutkan dan mendengarkan cerita yang membuat seseorang merasa trauma, seperti kejadian kriminalitas dan sebagainya.

Lalu reaksi ini bisa pula datang karena Anda mengonsumsi berita yang memicu reaksi trauma, seperti kasus-kasus pembunuhan, kisah anak-anak yang terpisah dari orangtuanya, dan berita lainnya. Berita-berita seperti ini dapat menimbulkan kecemasan.

Setelah mengalami kejadian traumatis, beberapa gejala akan muncul sebagai reaksi dari peristiwa yang terjadi, seperti gelombang adrenalin yang berlebih. Kemudian merasa gelisah atau sakit fisik seperti muntah dan diare.

Ketika hal ini terjadi, seseorang mungkin bisa merasa pusing atau mual. Otot juga bisa merasa tegang, bahkan nyeri dan kaku.

Gejala lainnya adalah pikiran berkabut dan tidak bisa berpikir jernih. Selain itu, dada akan terasa kencang serta merasa kemarahan yang hebat. Para penderita juga bisa memiliki keinginan untuk berteriak dan menjerit.

Selain itu, saat syok, tubuh otot-otot pada tubuh akan langsung tegang. Ini terjadi sebagai reaksi tubuh yang bersiap untuk bertahan. Kondisi tersebut menyebabkan seseorang tidak merasakan sakit saat sedang syok.

Apa yang harus dilakukan?

Jika Anda mengalami kejadian ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Sesaat setelah kejadian yang menyebabkan syok, gelombang hormon stres akan dilepaskan ke aliran darah. Hormon ini membutuhkan waktu beberapa jam hingga bisa kembali ke keadaan normal.

Untuk itu, Anda tidak perlu melakukan apa-apa saat menunggu tubuh Anda kembali normal. Tubuh manusia tahu apa yang harus dilakukan. Meski guncangan psikologis bisa terasa lebih intens, namun efek pada tubuh hanya bertahan selama beberapa saat.

Selain itu, saat syok, seseorang biasanya tidak bisa berpikir secara jernih. Untuk itu, beri ruang untuk tenang sebelum mulai bertindak, kecuali memang diperlukan tindakan cepat saat kejadian tertentu.

Baca juga: Investigasi Kecelakaan di Tol Purbaleunyi Butuh Waktu Setidaknya Seminggu

Sesaat setelah kejadian yang menyebabkan kejutan psikologis, Anda mungkin akan tergoda untuk membuat keputusan yang buruk, misalnya langsung lari setelah menabrak seseorang.

Meskipun Anda tahu bahwa hal tersebut tidak benar, namun keinginan untuk melarikan diri setelah mencelakai orang lain adalah respons yang spontan ada di kepala. Untuk itu, Anda perlu memberikan waktu khusus agar otak mampu mengambil keputusan yang rasional.

Selain itu, setelah mengalamui kejadian, cobalah untuk tidak memukul apa pun atau siapa pun. Dorongan untuk memukul adalah reaksi seseorang setelah mengalami kejadian.

Demikian halnya jika Anda sedang berada di jalan dan tiba-tiba dihentikan oleh polisi. Dorongan untuk memberontak akan sangat besar. Bahkan, saat polisi sedang menjelaskan kesalahan, Anda mungkin tidak akan mendengarkan hal tersebut.

Maka, untuk menghindari adu mulut dan emosi yang tidak diinginkan, cobalah untuk minta petugas mengulang apa yang telah disampaikan, dan biarkan pikiran Anda mengambil alih, tentunya dengan cara yang sopan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com