Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks Fakta Sepekan, Biaya Tilang Terbaru hingga Pemutusan Jaringan Telepon di Papua

Kompas.com - 31/08/2019, 17:04 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

Kemudian, pemberitahuan itu juga dilengkapi 4 dasar pertimbangan yang membuat produk ini tidak diperbolehkan dibawa oleh penumpang.

1. Unit Apple Macbook Pro (Retina-15 inci) telah terjual sejak bulan September 2015 dan bulan Februari 2017.

2. Merujuk kepada aturan khusus IATA Dangerous Goods Regulations (Special Provisions A154) bahwa Lithium Batteries yang telah teridentifikasi oleh pabrikan sebagai produk yang cacat atau telah rusak yang berpotensi menghasilkan evolusi panas, api/kebakaran atau arus pendek, adalah terlarang untuk diangkut dengan pesawat udara.

3. Maskapai Phillippine Airlines telah melarang untuk diterima (embargo) atas produk Apple MacBook Pro (Retina-15 inci) sejak 19 Agustus 2019.

4. IATA telah mengonfirmasi kepada GA melalui email koresponden bahwa Komputer Apple MacBook Pro (Retina-15 inci) telah ditarik oleh pabrikan dan terlarang untuk diangkut dengan pesawat udara.

Diketahui, pemberitahuan ini berlaku mulai 29 Agustus 2019.

Mengonfirmasi kabar itu, VP Corporate Secretary PT Garuda Indonesia, M. Ikhsan Rosan mengungkapkan bahwa informasi larangan membawa laptop MacBook Pro adalah benar dirilis oleh pihaknya.

"Maskapai nasional Garuda Indonesia mengeluarkan larangan bagi penumpang untuk membawa produk tersebut ke dalam pesawat baik di kabin, bagasi, maupun layanan kargo," ujar Ikhsan kepada Kompas.com pada Kamis (29/8/2019).

Ikhsan menjelaskan, MacBook Pro yang yang dilarang dibawa, yakni produk MacBook Pro 15 inci (Retina display) yang terjual pada September 2015 dan Februari 2017.

Sementara, untuk mengetahui dan memastikan apakah produk MacBook Pro Anda terdampak atau tidak, bisa mengecek di laman https://support.apple.com/en-sg/15-inch-macbook-pro-battery-recall.

Baca juga: [FAKTA] Garuda Indonesia Larang Penumpang Bawa MacBook Pro Masuk Pesawat

5. Jaringan SMS dan Telepon di Papua Sengaja Diputus

Selain adanya pemblokiran internet di Papua, masyarakat Papua juga mengalami kendala untuk melakukan komunikasi melalui pesan singkat SMS dan telepon selular.

Diketahui, SMS dan telepon merupakan salah satu solusi yang bisa dilakukan masyarakat dalam berkomunikasi dan bertukar kabar kepada keluarga di luar wilayah sewaktu terjadi kerusuhan di Papua.

Awalnya, informasi itu banyak tersebar di media sosial Twitter, Jumat (30/8/2019).

Menanggapi hal itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kamis (29/8/2019) mengungkapkan bahwa adanya salah paham yang terjadi di tengah masyarakat terkait terkendalanya jaringan seluler.

Rudiantara juga menjelaskan bahwa pihaknya tidak melakukan pemutusan jaringan SMS dan telepon.

"Kebijakan pemerintah hanya melakukan pembatasan akses atas layanan data (tidak ada kebijakan blackout) sementara layanan suara (menelepon/ditelepon), serta SMS (mengirim/menerima) tetap difungsikan," ujar Rudiantara melalui keterangan tertulis.

Terputusnya layanan SMS dan telepon di Papua disebabkan karena ada oknum yang memotong kabel utama jaringan optik Telkomsel.

Hal itu menimbulkan kelumpuhan pada jaringan SMS dan telepon di Papua.

Selain itu, pihak Telkomsel pun telah melakukan sejumlah upaya pemulihan terhadap jaringan yang terputus.

VP Corporate Communication Telkomsel, Denny Abidin mengatakan, layanan SMS dan telepon dari jaringan Telkomsel telah pulih pada Jumat (30/8/2019).

Ia juga mengupayakan proses percepatan pemulihan layanan telepon dan SMS secara optimal.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Jaringan SMS dan Telepon di Papua Sengaja Diputus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal Porter Stasiun Disebut Tidak Dapat Gaji, Ini Penjelasan KAI

Ramai soal Porter Stasiun Disebut Tidak Dapat Gaji, Ini Penjelasan KAI

Tren
Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Tren
Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Tren
Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com