Bergabungnya Swedia dengan Pertahanan Atlantik Utara itu sekaligus mengakhiri netralitasnya selama beberapa dekade.
Keputusan ini dibuat Swedia di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai agresi Rusia di Eropa setelah invasi ke Ukraina.
“Persatuan dan solidaritas akan menjadi pedoman Swedia sebagai anggota NATO. Kami akan berbagi beban, tanggung jawab, dan risiko dengan sekutu kami,” kata Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (8/3/2024).
Dikutip dari Reuters, Bagi NATO, bergabungnya Swedia dan Finlandia, yang berbagi perbatasan sepanjang 1.340 km dengan Rusia, merupakan tambahan yang paling signifikan dalam beberapa dekade terakhir.
Keputusan tersebut bisa jadi pukulan telak bagi Presiden Rusia Vladimir Putin, yang telah berusaha mencegah penguatan aliansi ini.
Sementara itu, Gedung Putih menyatakan, bergabungnya Swedia sebagai sekutu NATO akan membuat Amerika Serikat dan sekutunya menjadi lebih aman.
“NATO adalah aliansi pertahanan paling kuat dalam sejarah dunia, dan saat ini memastikan keamanan warga negara kita sama pentingnya dengan 75 tahun yang lalu ketika aliansi kita didirikan dari puing-puing Perang Dunia II,” katanya mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Akhiri puasa netral selama 200 tahun
Untuk diketahui, invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022, membuat Swedia dan negara tetangganya Finlandia yang berbagi perbatasan sepanjang 1.340 km (832 mil) dengan Rusia untuk mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO.
Swedia sebelumnya tak kunjung bergabung dengan NATO karena merasa kekuatan militernya belum mumpuni untuk menghadapi serangan Rusia.
Kekhawatiran tersebut mencuat pada 2013, ketika pesawat pembom Rusia terbang melintasi Teluk Finlandia, tepatnya di dekat pulau Gotland, yang diyakini sebagai simulasi serangan nuklir.
Ibu Kota Swedia, Stockholm membutuhkan dukungan jet NATO untuk mengusir pesawat Rusia dari wilayah udaranya.
Tak hanya itu, pada tahun berikutnya terdapat pula laporan bahwa kapal selam Rusia beroperasi di kepulauan Stockholm.
Meskipun Stockholm semakin dekat dengan NATO selama dua dekade terakhir, namun keanggotaannya menandai perpecahan dengan masa lalu.
Sebab, selama lebih dari 200 tahun, Swedia menghindari aliansi militer dan mengambil sikap netral pada saat perang.
Setelah Perang Dunia II, negara ini membangun reputasi internasional sebagai pembela hak asasi manusia.
Kemudian, ketika Uni Soviet runtuh pada 1991, pemerintahan berikutnya mengurangi pengeluaran militer.
Selain itu, baru-baru ini pada 2021, menteri pertahanan negara tersebut telah menolak keanggotaan NATO.
Namun, selang beberapa bulan kemudian, pemerintah dari unsur sosial demokrat setempat, bersama negara tetangganya Finlandia mengajukan usulan bergabung dengan NATO.
Meskipun Finlandia bergabung tahun lalu, Swedia harus menunggu karena Turkiye dan Hongaria menunda meratifikasi aksesi Swedia. Turkiye kemudian menyetujui permohonan Swedia pada Januari.
Hongaria menunda tindakannya sampai Kristersson melakukan kunjungan ke Budapest pada tanggal 23 Februari, di mana kedua negara menyetujui kesepakatan jet tempur.
Di sisi lain, Rusia telah mengancam akan mengambil langkah-langkah balasan politik dan militer-teknis yang tidak ditentukan sebagai tanggapan atas tindakan Swedia.
"Bergabung dengan NATO benar-benar seperti membeli asuransi, setidaknya selama Amerika Serikat benar-benar bersedia menjadi penyedia asuransi," kata Barbara Kunz, seorang peneliti di lembaga pemikir pertahanan SIPRI.
Keuntungan Swedia bergabung dengan NATO
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menggambarkan momen bergabungan Swedia dengan NATO sebagai suatu momentum bersejarah.
“Swedia kini akan mengambil tempat yang selayaknya di meja NATO, dengan hak suara yang setara dalam membentuk kebijakan dan keputusan NATO,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Swedia akan mendapatkan keuntungan dari jaminan pertahanan bersama aliansi ini, di mana serangan terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota.
Hal tersebut sesuai Pasal 5 perjanjian NATO yang mewajibkan semua anggota untuk membantu sekutu yang wilayah atau keamanannya terancam.
Kondisi tersebut sebelumnya pernah dilakukan satu kali oleh AS setelah serangan 11 September 2001.
Meski begitu, pasal tersebut juga merupakan jaminan keamanan kolektif yang dicari Swedia sejak Rusia menginvasi Ukraina.
Sementara itu, bergabungnya Swedia ke NATO menambah kapal selam canggih dan armada jet tempur Gripen yang cukup besar yang diproduksi di dalam negeri ke dalam pasukan NATO, dan merupakan penghubung penting antara Atlantik dan Baltik.
https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/08/143000665/swedia-resmi-gabung-nato-akhiri-puasa-netral-selama-200-tahun