Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Suami-Istri Perlu Memiliki Rhesus Golongan Darah yang Sama agar Bisa Hamil?

KOMPAS.com - Unggahan bernarasi suami dan istri perlu memiliki rhesus golongan darah yang sama agar bisa memiliki anak, beredar di media sosial.

Dalam narasi yang diunggah oleh akun media sosial X @tanya*** pada Rabu (3/1/2024), tertulis seseorang harus mencari pasangan yang mempunyai rhesus darah yang sama.

"Kalo rhesus negatif bs hamil gak?" tanya pengunggah.

Hingga Kamis (4/1/2024), unggahan tersebut tayang sebanyak 1,9 juta kali, dibagikan 3.000 kali, dan disukai 24.000 warganet.

Lalu, benarkah suami dan istri perlu memiliki rhesus yang sama agar bisa memiliki anak?

Penjelasan dokter

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) dari RSIA Anugerah, Indra Adi Susanto mengungkapkan kondisi rhesus tidak berpengaruh langsung terhadap kehamilan.

"Dalam hubungannya dengan kemungkinan memiliki keturunan, pada dasarnya rhesus tidak berpengaruh secara langsung," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (4/1/2024).

Indra menjelaskan, golongan darah manusia dibedakan berdasarkan sistem rhesus positif dan negatif.

Rhesus positif muncul jika terdapat antigen karbohidrat dan protein dalam darah. Umumnya, rhesus ini banyak dimiliki oleh ras Asia dan Afrika.

Sementara itu, rhesus negatif lebih banyak dimiliki oleh ras Kaukasian atau orang berkulit putih, misalnya orang Eropa.

"Pasangan suami istri berbeda rhesus tetap bisa memiliki keturunan, sama seperti pasangan dengan rhesus yang sama," ungkap Indra.

Menurutnya, suami yang memiliki rhesus negatif tidak akan mengalami masalah jika istrinya punya rhesus positif.

Hanya saja, kata dia, masalah bisa timbul jika suami rhesus positif sedangkan istri rhesus negatif.

"Inkompatibilitas rhesus saat kehamilan bisa dianggap terjadi ketika janin memiliki golongan darah rhesus positif, sedangkan sang ibu mempunyai golongan rhesus negatif," lanjut dia.

Berdasarkan American College Obsentricians and Gynecologists, Indra mengungkapkan tubuh ibu yang punya rhesus negatif akan menolak janin yang rhesus positif karena dianggap benda asing.

Tubuh ibu akan mencoba menghancurkan janin dengan membuat antibodi anti-Rh. Antibodi ini dapat melewati plasenta dan menyerang sel darah janin.

Risikonya, sel darah merah janin dapat hancur sehingga mengalami kekurangan sel darah merah atau anemia. Padahal, sel ini merupakan pengantar oksigen ke seluruh tubuhnya.

"Kondisi seperti ini sangat berbahaya dan bisa mengancam keselamatan bayi dalam kandungan," tegasnya.

Janin yang mengalami anemia, kata Indra, dapat terkena anemia hemolipid. Anemia ini menyebabkan darah bayi rendah.

Sel darah yang terpecah juga akan menghasilkan bilirubin. Bayi dengan kadar bilirubin tinggi dalam tubuh, akan membuat kulitnya menjadi kuning.

"Kadar bilirubin tinggi bila dibiarkan bisa menyerang otak hingga menyebabkan kematian pada kasus yang fatal," imbuh dia.

Tetap bisa hamil tapi...

Kendati demikian, Indra menyatakan ibu tetap bisa hamil meski memiliki rhesus negatif walaupun suaminya rhesus positif.

"Tetap bisa hamil, tapi ada resiko di anak terkena inkompatilibilitas darah," tambah dia.

Sayangnya, inkompatibilitas rhesus sulit dicegah meski suami-istri tersebut sudah mengetahui kondisi mereka.

Kendati demikian, pasangan suami-istri yang memeriksakan golongan darah lengkap bisa meminimalisir risiko tersebut sebelum memulai program hamil.

Tak hanya itu, pengecekan golongan darah juga perlu dilakukan pada bayi baru lahir.

"Jadi, sejak kecil sudah bisa mengantisipasi kondisi anak sampai dia besar nanti," lanjutnya.

Jika terbukti bayi lahir dan memiliki inkompatibilitas rhesus, maka dokter akan melakukan penanganan lebih lanjut.

Proses pengobatan antara lain berupa transfusi darah, pemberian cairan dan elektrolit, fototerapi untuk mengurangi kadar bilirubin di darah, dan suntikan Rh immune globulin (RhIg).

https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/04/213000065/benarkah-suami-istri-perlu-memiliki-rhesus-golongan-darah-yang-sama-agar

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke