Selain rasanya yang nikmat, cokelat juga memiliki sejumlah manfaat, seperti mengendalikan nafsu makan, memperbaiki suasana hati, meningkatkan energi, dan mengurangi peradangan tubuh.
Kendati demikian, ada sejumlah kelompok orang yang tidak boleh mengonsumsi cokelat karena berisiko memicu atau memperparah masalah kesehatan tertentu.
Lalu, siapa saja kelompok orang yang tidak boleh mengonsumsi cokelat?
9 kelompok orang yang tidak boleh konsumsi cokelat
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut sejumlah orang dengan kondisi tertentu yang tidak boleh mengonsumsi cokelat:
1. Anak-anak
Dikutip dari WebMD, produk cokelat yang mengandung kakao dalam jumlah tinggi memungkinkan berisiko buruk untuk anak-anak.
Pasalnya, produk tersebut mengandung timbal dan kadmium tingkat tinggi, yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius.
2. Penderita gangguan pendarahan
Seseorang yang memiliki gangguan pendarahan, sebaiknya tidak mengonsumsi cokelat dan produk turunannya.
Hal itu dikarenakan kakao bisa memperlambat pembekuan darah, serta meningkatkan risiko pendarahan dan memar lebih parah.
3. Penderita masalah jantung tertentu
Diketahui, kakao yang merupakan bahan dasar cokelat, mengandung kafein sehingga tidak baik untuk dikonsumsi oleh penderita masalah jantung.
Kafein dalam kakao dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur atau semakin cepat.
Penderita diabetes sebaiknya tidak mengonsumsi cokelat, karena bisa memperparah kondisi.
Sebab, kakao dapat meningkatkan dan mengganggu kontrol gula darah pada penderita diabetes.
5. Penderita hipertensi
Penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi, sebaiknya perlu menghindari konsumsi cokelat.
Pasalnya, kafein yang ada dalam kakao dapat meningkatkan tekanan darah sehingga memperburuk gejala.
6. Penderita sindrom iritasi usus besar
Penderita sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) juga sebaiknya menjauhi cokelat.
Hal itu disebabkan oleh kafein dalam kakao bisa memperburuk gejala IBS dan diare yang terjadi. Kondisi itu diperparah jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
7. Penderita kejang
Cokelat bukanlah makanan yang bersahabat bagi penderita kejang-kejang karena kandungan kakaonya.
Kejang adalah suatu kondisi ketika otot di tubuh berkontraksi dan relaksasi secara cepat serta berulang.
Hal itu tak lepas dari kandungan kafein yang ada di kakao, karena dapat menyebabkan munculnya kejang dan menurunkan efek obat pereda kejang pada seseorang.
8. Penderita osteoporosis
Untuk penderita osteoporosis atau tulang lemah, sebaiknya hindari mengonsumsi cokelat.
Diketahui, kafein yang terkandung dalam kakao dapat meningkatkan jumlah kalsium yang dilepaskan melalui urine.
Padahal, penderita osteoporosis sangat memerlukan kalsium untuk menguatkan tulang-tulang mereka.
9. Penderita alergi cokelat
Dilansir dari Healthline, cokelat dapat memicu reaksi alergi pada sebagian orang dan memunculkan sejumlah gejala yang membuat tidak nyaman bagi penderita.
Alergi tersebut bahkan bisa muncul ketika seseorang bersentuhan dengan cokelat meski belum mengonsumsinya.
Selain itu, alergi cokelat juga menimbulkan sejumlah gejala seperti, sesak napas, mengi, muntah, kram perut, serta pembengkakan pada bibir, lidah, atau tenggorokan.
https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/03/073000165/9-kelompok-orang-yang-tidak-boleh-mengonsumsi-cokelat-siapa-saja-