Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sehatkah Mengonsumsi Lele yang Diberi Pakan Kotoran?

KOMPAS.com - Ikan lele menjadi salah satu menu favorit bagi masyarakat, terutama pencinta lalapan.

Namun, tidak jarang orang enggan mengonsumsi lele lantaran budidaya ikan tawar ini menggunakan pakan berupa kotoran atau limbah makhluk hidup lain.

Hal tersebut salah satunya dirasakan pengguna Twitter ini, Sabtu (29/7/2023). Tampak dalam unggahan, foto sebuah kolam budidaya lele tepat berada di bawah kandang ayam.

Foto itu bernarasi, peternak memanfaatkan kotoran ayam sebagai pakan lele.

"Kalau gini kita makan, jd sehat apa engga si wkwk takut bgt. Konteks itu atasnya ayam, bawahnya kolam lele," tanya pengunggah.

Hingga Minggu (30/7/2023) petang, unggahan lele makan kotoran ayam telah menuai lebih dari 1,8 juta tayangan, 11.900 suka, dan 430 twit ulang.

Lantas, sehatkah mengonsumsi lele yang diberi kotoran?

Tak masalah konsumsi lele yang diberi pakan kotoran

Pakar gizi IPB University Prof Ali Khomsan menjelaskan, daging lele yang diberi pakan dengan kotoran umumnya tidak masalah untuk dikonsumsi manusia.

"Daging lelenya sendiri tidak bermasalah," kata dia saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (30/7/2023).

Ali mengatakan, pada dasarnya ikan lele telah mencerna seluruh pakan yang dikonsumsinya.

Kemudian, ikan tawar itu akan mengubah pakan tersebut, termasuk kotoran ayam, menjadi bagian tubuhnya.

"Seperti halnya tanaman yang dipupuk kotoran, ayam kampung yang makan kotoran manusia dan lain-lain," jelasnya.

Kendati demikian, budidaya lele di perairan kotor maupun menggunakan pakan kotoran perlu dibersihkan atau dicuci secara ekstrak.

"Pencucian lele dari tempat tumbuhnya harus ekstra ketika lele dibesarkan dalam perairan yang kotor," tuturnya.

Gizi pada ikan lele

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Pamela Sumarauw mengatakan, menu lele disertai nasi dan lalapan sekilas tampak menyehatkan.

Sebab, dikutip dari Kompas.com (6/6/2023), menu lele terdiri dari karbohidrat, protein, serta mineral dan vitamin.

Sayangnya, beberapa faktor menyebabkan gizi dalam menu makanan ini turun, termasuk cara pengolahan, porsi makan, dan kebersihan.

"Kita ambil contoh minyak yang digunakan menggoreng berulang kali. Hal itu akan menghasilkan kandungan lemak jenuh atau lemak jahat yang berbahaya bagi tubuh," jelas Pamela.

Selain itu, porsi makan nasi yang berlebihan juga akan berkontribusi pada lonjakan kandungan gula dalam tubuh.

Belum lagi, sayuran mentah yang kurang bersih turut berpotensi menimbulkan berbagai penyakit.

Pamela melanjutkan, makanan yang mengandung tinggi lemak dan tinggi karbohidrat akan meningkatkan kadar kalori serta meningkatkan resiko obesitas.

Kondisi itu pun meningkatkan potensi terjangkit penyakit-penyakit kronis, seperti jantung koroner, hipertensi atau tekanan darah tinggi, diabetes, hingga kanker.

Oleh karenanya, Pamela menegaskan, masyarakat dianjurkan untuk mengurangi porsi makan lele, serta tidak mengonsumsinya setiap hari.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/31/070000065/sehatkah-mengonsumsi-lele-yang-diberi-pakan-kotoran-

Terkini Lainnya

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke