Unggahan itu ditayangkan oleh akun Instagram ini pada Selasa (11/7/2023).
Dalam video, terlihat seekor kucing secara agresif menyerang kaki pemiliknya yang tengah memindahkan kulkas.
Saat pertama kali diserang, si pemilik kucing merasa kebingungan terhadap kucing yang agresif itu.
Setelah itu, ia mencoba menghindar namun tetap diserang oleh kucingnya.
“Kucing Menyerang Pemiliknya Sendiri,” tulis pengunggah dalam keterangan.
Lalu, benarkah kucing agresif setelah dikebiri?
Penjelasan dokter hewan
Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Raharjo membantah jika kucing menjadi agresif setelah dikebiri atau disterilisasi.
“Tidak benar, secara umum semua hewan jantan setelah dikebiri akan menjadi lebih tenang dan tidak agresif karena tidak ada gejolak hormon testoteron,” kata Slamet kepada Kompas.com, Rabu (12/7/2023).
Menurutnya, kucing menjadi agresif karena sebab lain, bukan karena dikebiri.
“Bila ada yang agresif setelah dikebiri, kemungkinan besar karena sebab lain yang perlu ditelusuri terlebih dahulu,” tuturnya.
Senada, dokter hewan dari Radhiyan Pet Car Radhiyan Fadiar Sahistya juga membantah jika kucing menjadi agresif setelah dikebiri.
“Salah, pada dasarnya kebiri adalah proses menghilangkan testis untuk mencegah pejantan bisa membuntingi betina,” ungkapnya kepada Kompas.com, Rabu (12/7/2023).
“Kebiri itu istilah untuk sterilisasi bagi kucing jantan,” sambungnya.
Dengan tidak adanya testis setelah dikebiri, kadar hormon reproduksi dalam darah menjadi rendah.
“Rendahnya kadar hormon reproduksi menyebabkan turunnya agresivitas kucing,” ucapnya.
Oleh sebab itu, kucing harusnya menjadi lebih kalem atau tidak agresif setelah disterilisasi.
Selain itu, manfaat sterilisasi kucing lainnya seperti:
“Pada kasus di atas, agresivitas bisa disebabkan karena beberapa hal. Bisa jadi sebelumnya ada traumatik yang sempat dia alami,” kata dia.
“Apalagi dalam video dijelaskan bahwa agresivitas muncul ketika ada proses pemindahan barang dan muncul kebisingan,” lanjutnya.
Cara menghilangkan agresivitas kucing
Ia menyebut, langkah pertama untuk menghilangkan agresivitas kucing dengan mengidentifikasi penyebabnya.
Dalam hal ini, kemungkinan besar penyebabnya adalah kebisingan yang dihasilkan saat memindahkan barang.
“Jadi, hindari kebisingan selama aktifitas di rumah dan gunakan peredam suara saat re-layout barang di rumah,” terangnya.
Hal itu bertujuan untuk menciptakan rasa percaya kucing dengan lingkungan sekitarnya terlebih dahulu.
“Kalau dia (kucing) sudah percaya dengan lingkungan, perlahan nanti rasa traumatiknya akan memudar dengan sendirinya,” jelasnya.
Terlebih jika majikan memberikan teman bagi kucing tersebut, terutama anak kucing atau kitten.
“Jadi dia bisa melihat dan meniru aktifitas yang dilakukan oleh temannya juga,” tuturnya.
Memilih kitten sebagai teman untuk menghilangkan perilaku kucing agresif bukan tanpa sebab.
"Kitten itu playfull, dia akan membantu mengubah karakter temannya," ungkapnya.
"Kalau sesama dewasa, apalagi sudah dewasa kelamin, nanti akan berantem, apalagi ada pengaruh tempramen dari efek hormon reproduksi yang diproduksi," tandasnya.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/12/133000865/viral-video-menyebut-kucing-agresif-setelah-dikebiri-benarkah-